"Aku terjerumus didalam dua pilihan yaitu menuai sesuatu yang bermakna

atau jatuh dari lantai tak berdasar"

Rasa peri pun tertuai merintih
dalam kubangan penderitaan yang menjerumus
menyakitkan tertusuk pas kena lubuk
serasa terperangkap didalam sebuah kubangan kesensaraan
dari butir-butir penyakit dunia dan si tak berlidah manusia

Serasa etitut pun diabaikan
serasa semuanya baik-baik saja
apakah kau masih berperasa
atau orang yang tidak mempunyai perasa
apakah kau betanya atau pikir bersalah
atau kau mengabaikan dan tak ingin mengetahui
ya mungkin itu sudah sifat hal layakmu
kau seolah bermain mimik muka
merasa semua baik-baik saja
seraya tak terjadi apa-apa tanpa hal penjelas
tanpa memikirkan perasa yang rapuh yang terhempit
kau pembual yang menyebalkan
dan kau adalah si tak beretitut tak perasa

Tak bertulangmu buruk terdengar dan menyakitkan
serta etika menghacurkan hal-hal yang mudah rapu
kau sedikit bertingka tapi menjerumus
kau bermain mimik muka tapi tak pantas dilihat
kau seraya tak tau yang terjadi tapi tau
kau seraya tak sadar tapi kau yang berperan
ya itulah kau bagai orang yang tak perasa dan tak beretitut

Terkadang apa yang kita pikiran tak sejalan dengan apa yang kita ucapkan. Apa yang telah dibenak pun tak sejalan dengan apa yang terjadi. Dan apa yang ada dihati dan yang terucap pun tak singkron dan tak sama dengan hal sebenarnya.

Rindu berbau embun dan hujan pun terbalaskan. Akhirnya turun juga dikau pembawa ketenangan, pembawa lara menyedihkan, sentuhan percik air yang meyenakan kembali datang hari ini. Entah kenapa aku sedang rindu hujan. Mungkin sudah lama tidak bertemu dikau oh hujan. Kira-kira sudah hampir dua atau tiga bulan tidak merasakan percikan air langit dan embun hujan yang terhirup dihidung ini. Hambah merasa bersyukur masih melihat dan merasakan karunia hujanmu ya Rabb (Allah). Sudah lega terbalas semuanya, dengan rintik hujan sedang dan terlalu cepat redah, mungkin rasa rindu ini terhadap hujan sudah melegakan hati. Dan sampai bertemu lagi hujan. Aku menunggumu saat musim penghujan dengan rintik hujan yang deras serta petir dan kilatnya. Terima Kasih atas hujannya Ya Rabb (Allah)...

Diam, Sabar, dan Tabah sudah jadi makanan sehari-hari dalam hidup. Dari SD hingga sekarang diperguruan tinggi pun masih begitu. Dan apabila emosi terkumpul melewati batas wajar. Maka semuanya akan meledak, bagaikan bom waktu yang telah kehabisan waktu dan meledak menghancurkan semuanya yang ada, tanpa bekas dan menyakitkan.

Terkadang sunyi itu bisa membuat orang bahagia atau terpuruk kedalam kesedihan. Dan Hampir sama dengan Musik. Musik itu lebih mewakili perasaan atau bersandiwara didalam setiap bait.

Hujan
Kalo dilihat dan diresapi mengingatkan sesuatu kenangan yang menyedikan.
Dan kalo disentu dan dirasakan akan menimbulkan rasa bahagia dan menyenangkan.

Kenangan Manis

Teringat kembali sebuah kenangan manis, yang tersusun rapi dipikiranku.

Rasa malu, senang, dan bahagia yang terpancar.

Saat itu kembali terngiang disemua imaji yang ada.

Sesal

Saat keterpurukan menguasai malam.
Ketika denting musik sedih menggerogoti kepedihan hati.
Dan kesunyiaan memeluk erat tubuh kedalam penyesalan. 

Hidup Pedih

Tergores menyakitkan sendiri.

Terdiam dengan musik menyakitkan,

yang teringiang ditelinga.

Terdengar sayup menyusuk hati,

Dan tak tertahan.

Tak tersadar air pun tak terbendung jatuh begitu saja.

kedalam keterpurukan nestapa.

"Berusaha mensyukuri apa yang Allah

berikan sekarang dari baik,

buruk atau keduannya sekaligus."

Ini hidup emang rumit, kadang susah menebak keadaan yang ada didepan.  Kadang" keadaan baik dan buruk beganti, dan serempak. Bener Kalo dipikir emang aneh, tapi tuhan sudah mentakdirkan semuanya. Jadi terima dan syukurin aja semuanya, Tapi dimana ada sebuah keadaan yang bener" sangat sulit diterima. Tapi keadaan buruk yang sulit diterima itu lah yang kadang salah dipandang semua orang. Saat keadan buruk itu menerpa tingkat kesabar kita lagi diuji oleh yang diatas apakah bisa kita jalani atau enggak jadi terima apa yang tuhan kita beri. Karena di balik semua masalah atau keaadan buruk pasti ada Hikma yang diambil dan membuat kita menjadi lebih sabar dan berpikiran dewasa. Emang Allah itu sangat sayang sama makhluk ciptaannya. Karena dibalik semua keadaan pasti ada kesan tersendiri, jadi apa yang tuhan berikan kepada kita itu, semuanya harus disyukuri karena dibalik semuanya itu pasti ada hikma dan kesan yang membekas, jadi berpikir positif aja atas semua yang tuhan kasih karena semua yang tuhan kasih adalah hal yang baik...................

Dirimu

Saat aku terdiam di sekeliling pohon yang rindang
Termangu sendiri memikirkan kau yang tak lepas dari ingatan
Hanyut bagai sungai mengalir pelan
Dengan gemercik air yang terngiang dan tenang
Seakan-akan Aku diantara bunga sakura
Yang mekar dan gugur disekelilingku dengan cantiknya
Dan takku sadari bahwa Aku tegelam didalam sungai  itu
Terbawah keyamanan dan terpanah
Atas bunga yang gugur jatuh dalam kerindangan Dirimu
Yang hanyut didalam pikiranku

Sendu Hidup

kadang aku meratapi hidupku yang sendu

dan aku memikiran hidupku bagaikan badai berpetir yang menerpa

semua goresan atas badai petir itu menghancurkan smuanya

seakan akan aku merangkak keluar dari duri tetapi aku tdk sampai ketepian itu

hanya air yg menetes menemani dan melegahkan semua becana itu

terkadang rasa iri megerogoti

menghantui pikiranku

terkadang aku hanya melanyang terbawa angan atas semua imajinasi di pikirku

aku ingin seperti bunga yg mekar indah

aku ingin seperti burung yg terbang diangkasa

aku ingin seperi semut yang saling bantu

kenapa itu jarang terjadi di dalam semua hidup yang rapuh

apa salahku apa....?

apakah kalian tidak mengerti apa yang terpikir terbenah dalam ego dan imajiku

apa kalian tau aku selalu memikirkan dan selalu mengerti kalian

knp kalian tak mengerti apa yang terbenak di logikaku

apakah kegelapan bs membuka hati kalian

apakah kehampahan bs membuat kalian tergerah

dan apakah roh yg hilang dr jasad membuat kalian gembira

aku tak mengerti hidup

karena hidup bagai bencana yang dihujani bunga bunga yang tak berbekas.