Biarkan kata-kata aneh terbentuk, hanya menuangkan semuanya disini karna itu didalam pikirku

Wednesday, May 1, 2019

Makalah Biologi "Tumbuhan Paku (Pteridophyta)"

MAKALAH
BIOLOGI
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

KELOMPOK ....
1.        ......................................
2.        ......................................
3.    ......................................
4.    ......................................

NAMA PEMBINA: ........................................


SMA ..........................................
TAHUN AJARAN 20.... - 20....


KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biologi ini dengan sebuah pembahasan tentang “Tumbuhan Paku (Pteridophyta)”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Biologi yang terhormat Ibu SERI HARYATI, S.Pd.. dimana atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Palembang,     Februari 2019


            Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................     i
DAFTAR ISI .........................................................................................    ii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................    iii
BAB I : PENDAHULUAN ….…………………………….........…....     1
A.      Latar Belakang .............................................................................     1
B.       Rumusan Masalah .......................................................................     1
C.      Tujuan ...........................................................................................     1
BAB II : PEMBAHASAN ……….....………………...………….......     2
A.      Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ...............................     2
B.       Ciri-Ciri Tmbuhan Paku ..............................................................    2
Ø  Ukuran dan Bentuk Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ...................    6
Ø  Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit    7
Ø  Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit 7
Ø  Struktur Tubuh Tumbuhan Paku ....................................................   8
Ø  Struktur Sorus ...................................................................................   9
C.      Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta) ...............................   11
D.      Habitat Tumbuhan Paku ..............................................................   16
E.       Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta ...................................     17
BAB III : PENUTUP …..…………........………………...………....      18
Kesimpulan ........................................................................................      18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................……...............    19


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang telah memilki akar, batang, dan daun sesungguhnya. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkantumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju dari pada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

B.       Rumusan masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.        Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2.        Apa saja ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
3.        Bagaimana daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
4.        Apa manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?

C.      Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
2.        Untuk mengetahui ciri-ciri dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
3.        Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
4.        Untuk mengetahui manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).



BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentukprotalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang sudah sempurna.



      B.     Ciri-Ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
      1.        Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
  • Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
  • Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
  • Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memilikikaliptra.
  • Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
  • Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas xylem dan floem.
  • Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
  • Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergan dengan tetraeder.
  • Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
  • Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium, eksosporium, dan endosporium.
             
      2.        Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada berupa pohon (pohon paku), biasanya  tidak bercabang. Epifit, mengapung di air. Hidrofit, tetatpi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

       3.        Bagian-Bagian/Struktur Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Gambar 1. Bagian-Bagian/Struktur Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Seperti tumbuhan pada umumnya, tubuh paku dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun. Bagian-bagian/Struktur ini nampak sangat jelas pada jenis paku yang berbatang tinggi seperti paku tiang. Tumbuhan paku mengalami dua fase dalam kehidupannya atau biasa disebut dengan pergiliran keturunan. Dalam siklus hidupnya paku mengalami fase gametofit dan fase sporofit. Fase gametofit paku berukuran sangat kecil dan sulit diamati sedangkan fase sporofit merupakan bentuk tumbuhan paku yang biasa kita lihat. Berikut adalah bagian-bagian/struktur dari tumbuhan paku:

a.    Akar
Gambar 2. Sistem Perakaran Serabut Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi menjadi:
1)   Kulit luar (epidermis)
2)   Kulit dalam (korteks)
3)   Silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilingi oleh floem.

b.   Batang
Gambar 3. Batang Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang dinamakan ripang (rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada beberapa batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m atau lebih, misalnya cyathea sp. Pada batang, terdapat pembuluh pengangkut berupa xilem dikelilingi floem.

c.    Daun
Gambar 4. Macam-Macam Daun Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Pteridophyta (Tumbuhan Paku) pada umumnya berdaun, dan daunnya memiliki tulang daun. Daun Pteridophyta ada yang berukuran besar, disebut makrofil. Ada pula daun yang berukuran kecil, disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik, misalnya pada Equisetum (paku ekor kuda). Pteridophyta yang tidak berdaun disebut paku telanjang, misalnya Psilotum. Daun pteridophyta muda yang menggulung disebut fiddlehead (circinnate). Gulungan akan terbuka ketika daun muda tumbuh menjadi daun dewasa.
Macam-macam daun pada Tumbuhan paku (Pteridophyta)
1)   Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil-kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
2)   Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta bercabang-cabang. Sel-sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
3)   Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
Merupakan daun yang khusus untuk melakukan asimilasi atau fotosintesis.
4)   Daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil.
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.

Ø    Ukuran dan Bentuk Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.

Ø    Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. 
Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang. Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang.
Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.

Ø    Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesisProtalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).

Ø    Struktur Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Gambar 5. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna. Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).
Gambar 6. Sporangia Dalam Struktur Sorus

Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril. Daun ini hanya mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.

Ø    Struktur Sorus
Bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang disebut indusium. Bagian dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan spora.


Gambar 7. Letak Sorus
Gambar 8. Struktur Sorus

Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang komplek.
Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu :
Nama Tumbuhan Paku
Gambar tumbuhan paku



Semanggi (Marsilea crenata)




Paku Tanduk Rusa (Platycerium bifurcatum)



Paku Sarang Burung (Asplenium nidus)




Suplir (Adiantum cuneatum)




Paku sawah (Azolla pinnata)




Dicksonia antarctica
Gambar 9. Jenis-Jenis Tmbuhan Paku-Pakuan (Pteridophyta)

C.      Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generative) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat-alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). 

Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai berikut:
a.    Generasi Saprofit 
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Sporofit paku umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.
b.    Generasi Gametofit 
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti janting, berwana hijau, dan melekat pada subtrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya beukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Paku Homospora
Gambar 10. Salah Satu Contoh Paku Homospora

Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)Nephrolepis, Drymoglossum.

Skema Pergiliran Keturunan Pada Paku Homospora
Gambar 11. Skema Reproduksi Tumbuhan Paku Homospora

2.    Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin betina disebut makrospora. Contohnya: Selaginella (paku rane)  yang dapat dijadikan tanaman hias dan Marsilea (semanggi) yang dapat dimakan.
Nama
Gambar




Selaginella (paku rane)




Marselia ( Semanggi)
Gambar 12. Selaginella (paku rane) dan Marselia (Semanggi)

Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikropotalium membentuk mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium, sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.

Sekema Pergiliran Keturunan Pada Paku Heterospora
Gambar 13. Skema Reproduksi Tumbuhan Paku Heterospora

3. Paku Peralihan
Gambar 14. Paku Ekor Kuda (Equisetum)

Spora pada paku peralihan yang dihasilkan berukuran dan bentuk yang sama tetapi jenisnya berbeda. Protaliumnya hanya menghasilkan anteridia dan arkegonia sajaFase gametofit paku lebih singkat dari pada sporofitnya. Alat kelamin berpa: anteredium menghasilkan spermatozoit dan arkegonium menghasilkan sel telur. Pembuahan sel telur oleh spermatozoit dibantu oleh air. Zigot yang dihasilkan berkutup satu, sehingga akarnya tidak berkembang seperti tumbuhan biji. Bila sporangium kering, anulus membuka dan spora-spora akan keluar. Spora jatuh ditemapat yang lembab akan tumbuh menjadi protalium. Selanjutnya protalium akan tumbuh menghasilan anteridium dan arkegonium. Dari perkawinan anatara rhizoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi menjadi tumbuhan paku (sporofit). Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum).

Skema Pergiliran Keturunan Pada Paku Peralihan (Campuran)
Gambar 15. Skema Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Peralihan (Campuran)

Spora paku jatuh di tanah subur akan tumbuh menjadi protalium. Protalium memiliki rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tanah dan menghisap air serta mineral. Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Karena protalium menghasilkan gamet, maka protalium merupakan generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan pada ovum oleh spermatozoid, terbentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Daun-daun pada tumbuhan paku akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku merupakan generasi sporofit. Bila kotak spora pecah, spora-spora akan bertebaran dan jatuh. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium kembali.

D.      Habitat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku :
  • Kadar air dalam tanah
  • Kadar air dalam udara
  • Kandungan hara mineral dalam tanah
  • Kadar cahaya untuk fotosintesis
  • Suhu yang optimal
  • Perlindungan dari angin
  • Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat.
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat lembab).

Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun.
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.

E.       Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :
  1.  Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), danSelaginella wildenowii (paku rane).
  2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum.
  3. Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur.
  4. Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
  5. Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis.
  6. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem). 
Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). 
Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.


DAFTAR PUSTAKA

Saktiyono.1989.Biologi 1 Program Inti. Jakarta :Intan Pariwara
Sembiring, L. dkk. 2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Oka,Anak Agung. Botani Tumbuhan Rendah. Metro : UMM
http://tra-lili.blogspot.com/2013/05/tumbuhan-paku-pteridophyta.html
http://putriemma.wordpress.com/2012/11/04/pteridophyta-dan-bryophyta/
https://www.edubio.info/2016/01/struktur-tumbuhan-paku.html
https://mikroteknologi.blogspot.com/2012/07/makalah-tumbuhan-paku.html
https://notemuza.blogspot.com/2019/05/makalah-biologi-tumbuhan-paku.html

No comments:

Post a Comment