MAKALAH
BIOLOGI
“Tumbuhan Paku (Pteridophyta)”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK ....
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
NAMA PEMBINA: ........................................
SMA ..........................................
TAHUN AJARAN 20.... - 20....
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biologi
ini dengan sebuah pembahasan tentang “Tumbuhan Paku (Pteridophyta)”.
Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Biologi
yang terhormat Ibu SERI HARYATI, S.Pd.. dimana atas bimbingan
beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu
Palembang, Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR
GAMBAR
........................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN ….…………………………….........….... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ……….....………………...…………....... 2
A. Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ............................... 2
B. Ciri-Ciri Tmbuhan Paku .............................................................. 2
Ø Ukuran dan Bentuk Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ................... 6
Ø Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit 7
Ø Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit 7
Ø Struktur Tubuh Tumbuhan Paku .................................................... 8
Ø Struktur Sorus ................................................................................... 9
C. Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta) ............................... 11
D. Habitat Tumbuhan Paku .............................................................. 16
E. Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta ................................... 17
A. Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ............................... 2
B. Ciri-Ciri Tmbuhan Paku .............................................................. 2
Ø Ukuran dan Bentuk Tumbuhan Paku (Pteridophyta) ................... 6
Ø Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit 7
Ø Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit 7
Ø Struktur Tubuh Tumbuhan Paku .................................................... 8
Ø Struktur Sorus ................................................................................... 9
C. Daur hidup Tumbuhan paku (Pteridophyta) ............................... 11
D. Habitat Tumbuhan Paku .............................................................. 16
E. Manfaat Tumbuhan Paku (Pteridophyta ................................... 17
BAB III : PENUTUP …..…………........………………...……….... 18
Kesimpulan ........................................................................................ 18
Kesimpulan ........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................……............... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena
ditemukan sebagai fosil dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku
dari zaman Karbon, sekitar 360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian
besar batu bara. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan darat yang telah memilki
akar, batang, dan daun sesungguhnya. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk
kelompok Cormophyta
berspora. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
digolongkantumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas
memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji
dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju dari pada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas
dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan
tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena
berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual
dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh
pengangkut.
B. Rumusan
masalah
Dari
pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2.
Apa saja ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
3.
Bagaimana daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
4.
Apa manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
C. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
3.
Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
4.
Untuk mengetahui manfaat dari Tumbuhan paku
(Pteridophyta).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki
akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan
paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan
adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora.
Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan
tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta
mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat
perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat rendah,
Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem
pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan
berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta
juga terdapat pergiliran keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang
bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi
fertilisasi akan terbentuk zigot yang
merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk
individu yang diploid (sporofit)
karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang
merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan
terbentukprotalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta
terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku
purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku
ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
Tumbuhan
paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil dalam
batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar
360-268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan
paku merupakan tumbuhan darat yang sudah sempurna.
B. Ciri-Ciri
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
1.
Pterydophyta memiliki
ciri-ciri struktur sebagai berikut :
- Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
- Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
- Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memilikikaliptra.
- Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
- Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas xylem dan floem.
- Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
- Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergan dengan tetraeder.
- Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
- Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium, eksosporium, dan endosporium.
2. Morfologi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada berupa pohon (pohon paku), biasanya tidak bercabang. Epifit, mengapung di air. Hidrofit, tetatpi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada berupa pohon (pohon paku), biasanya tidak bercabang. Epifit, mengapung di air. Hidrofit, tetatpi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
3.
Bagian-Bagian/Struktur
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Gambar 1.
Bagian-Bagian/Struktur Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Seperti
tumbuhan pada umumnya, tubuh paku dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan
daun. Bagian-bagian/Struktur ini nampak sangat jelas pada jenis paku yang
berbatang tinggi seperti paku tiang. Tumbuhan paku mengalami dua fase dalam
kehidupannya atau biasa disebut dengan pergiliran keturunan. Dalam siklus
hidupnya paku mengalami fase gametofit
dan fase sporofit. Fase gametofit
paku berukuran sangat kecil dan sulit diamati sedangkan fase sporofit merupakan bentuk tumbuhan paku
yang biasa kita lihat. Berikut adalah bagian-bagian/struktur dari tumbuhan
paku:
a. Akar
Gambar 2.
Sistem Perakaran Serabut Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Akar tumbuhan paku merupakan akar
sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi menjadi:
1)
Kulit luar (epidermis)
2)
Kulit dalam (korteks)
3)
Silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem
yan dikelilingi oleh floem.
b. Batang
Gambar 3.
Batang Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Pada
sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang dinamakan
ripang (rhizome). Jika muncul ke
permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada beberapa
batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m atau lebih, misalnya cyathea sp. Pada batang, terdapat pembuluh
pengangkut berupa xilem dikelilingi floem.
c. Daun
Gambar 4.
Macam-Macam Daun Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Pteridophyta (Tumbuhan Paku) pada
umumnya berdaun, dan daunnya memiliki tulang daun. Daun Pteridophyta ada yang berukuran besar, disebut makrofil. Ada pula
daun yang berukuran kecil, disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik, misalnya
pada Equisetum (paku ekor kuda).
Pteridophyta yang tidak berdaun disebut paku telanjang, misalnya Psilotum. Daun pteridophyta muda yang menggulung disebut fiddlehead (circinnate).
Gulungan akan terbuka ketika daun muda tumbuh menjadi daun dewasa.
Macam-macam
daun pada Tumbuhan paku (Pteridophyta)
1)
Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil-kecil seperti rambut atau
sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan
diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
2)
Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)
Merupakan
daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta
bercabang-cabang. Sel-sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu
dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun,
serta stomata (mulut daun).
3)
Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil
Merupakan
daun yang khusus untuk melakukan asimilasi atau fotosintesis.
4)
Daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil.
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi
daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.
Ø Ukuran dan Bentuk Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan
paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya
pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup
di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris).
Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai
tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang
berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus
tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora
sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin).
Pada tumbuhan paku, sporofit
berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi
sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.
Ø Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang
tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang
tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak
bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku
ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan
ada yang berdaun besar (makrofil).
Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik.
Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang. Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang.
Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang. Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang.
Pada sporofil yang berbentuk
helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu
selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh
pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan
mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit
akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
Ø Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan
paku memiliki gametofit berbentuk
hati yang disebut protalus. Protalus
berupa lembaran, memiliki rizoid pada
bagian bawahnya, serta memiliki klorofil
untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit
untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis
tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil
sehingga tidak dapat berfotosintesis.
Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil
diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid
berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium
menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu
memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit
biseksual. Gametofit yang hanya
memiliki anteridium saja atau arkegonium saja
disebut disebut gametofit uniseksual.
Gametofit biseksual dihasilkan oleh
paku heterospora (paku yang
menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).
Ø Struktur Tubuh
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Gambar 5. Struktur
Tubuh Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Daun paku tumbuh dari percabangan
tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna. Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa
titik-titik hitam yang disebut sorus,
dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau
wadah dari spora. Gambar dibawah ini
menunjukkan sporangia yang tergabung
dalam struktur sorus (jamak sori).
Gambar 6. Sporangia Dalam Struktur Sorus
Tidak
semua daun paku memiliki sorus
(sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan
daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril. Daun ini hanya mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
Ø Struktur Sorus
Bagian
luar dari sorus berbentuk selaput
tipis yang disebut indusium. Bagian
dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang didalamnya berisi ribuan
spora.
|
|
Gambar 7.
Letak Sorus
|
Gambar 8.
Struktur Sorus
|
Jika
daun sporofil (daun fertil)
diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat,
kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing
spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang komplek.
Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu :
Nama Tumbuhan
Paku
|
Gambar
tumbuhan paku
|
Semanggi (Marsilea
crenata)
|
|
Paku Tanduk
Rusa (Platycerium bifurcatum)
|
|
Paku Sarang
Burung (Asplenium nidus)
|
|
Suplir (Adiantum cuneatum)
|
|
Paku sawah (Azolla pinnata)
|
|
Dicksonia antarctica
|
Gambar 9.
Jenis-Jenis Tmbuhan Paku-Pakuan (Pteridophyta)
C. Daur hidup
Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Reproduksi
tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative),
yakni dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung
spora. Reproduksi secara seksual (generative)
melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat-alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium)
menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel
telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan
lumut , tumbuhan paku mengalami metagenesis
(pergiliran keturunan).
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai berikut:
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan sebagai berikut:
a.
Generasi Saprofit
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Sporofit paku umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.
Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Sporofit paku umurnya lebih lama di bandingkan gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin. Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal sebagai protalium.
b.
Generasi Gametofit
Merupakan tumbuhan penghasil gamet. generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti janting, berwana hijau, dan melekat pada subtrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya beukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
1.
Paku Homospora
Gambar 10. Salah Satu Contoh Paku Homospora
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contohnya adalah
paku kawat (Lycopodium), Nephrolepis, Drymoglossum.
Skema Pergiliran
Keturunan Pada Paku Homospora
Gambar 11.
Skema Reproduksi Tumbuhan Paku Homospora
2.
Paku Heterospora
Paku
heterospora memproduksi dua macam
ukuran spora. Spora yang berukuran kecil dan berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin betina disebut makrospora. Contohnya: Selaginella (paku
rane) yang dapat dijadikan tanaman hias dan Marsilea (semanggi)
yang dapat dimakan.
Gambar 12. Selaginella (paku
rane) dan Marselia (Semanggi)
Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Mikropotalium membentuk mikrogametofit
yang akan menghasilkan anteridium,
sedangkan makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum.
Fertilisasi antara sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh
menjadi tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.
Sekema Pergiliran
Keturunan Pada Paku Heterospora
Gambar 13. Skema
Reproduksi Tumbuhan Paku Heterospora
3. Paku Peralihan
Gambar 14. Paku Ekor Kuda
(Equisetum)
Spora
pada paku peralihan yang dihasilkan berukuran dan bentuk yang sama tetapi
jenisnya berbeda. Protaliumnya hanya
menghasilkan anteridia dan arkegonia saja. Fase gametofit paku lebih singkat dari pada sporofitnya. Alat kelamin berpa: anteredium menghasilkan spermatozoit dan arkegonium menghasilkan sel telur. Pembuahan sel telur oleh spermatozoit dibantu oleh air. Zigot yang dihasilkan berkutup satu,
sehingga akarnya tidak berkembang seperti tumbuhan biji. Bila sporangium kering, anulus membuka dan spora-spora akan keluar. Spora jatuh ditemapat yang lembab akan
tumbuh menjadi protalium. Selanjutnya
protalium akan tumbuh menghasilan anteridium dan arkegonium. Dari perkawinan anatara rhizoid dan ovum
menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi menjadi tumbuhan
paku (sporofit). Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum).
Skema Pergiliran
Keturunan Pada Paku Peralihan (Campuran)
Gambar 15.
Skema Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Peralihan
(Campuran)
Spora paku jatuh
di tanah subur akan tumbuh menjadi protalium.
Protalium memiliki rizoid yang berfungsi untuk melekatkan
diri pada tanah dan menghisap air serta mineral. Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan
spermatozoid sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Karena protalium menghasilkan gamet,
maka protalium merupakan generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan
pada ovum oleh spermatozoid, terbentuk zigot.
Zigot kemudian tumbuh menjadi
tumbuhan paku. Daun-daun pada tumbuhan paku akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku merupakan
generasi sporofit. Bila kotak spora
pecah, spora-spora akan bertebaran dan
jatuh. Spora yang jatuh pada tempat
yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium
kembali.
D.
Habitat Tumbuhan
Paku (Pteridophyta)
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan
bawah tanah didataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas
permukaan laut terutama di daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku :
- Kadar air dalam tanah
- Kadar air dalam udara
- Kandungan hara mineral dalam tanah
- Kadar cahaya untuk fotosintesis
- Suhu yang optimal
- Perlindungan dari angin
- Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat.
Tidak semua
faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan pakunya. Survive tidaknya
suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang
secara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi,
tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat lembab).
Beberapa paku
dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan
panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun.
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan optimal.
E. Manfaat
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Manfaat
dari tumbuhan paku antara lain :
- Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku
tanduk rusa) yang bentuknya seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan
ditempelkan pada pohon, Asplenium nidus (paku sarang
burung), Adiantum cuneatum (suplir), danSelaginella
wildenowii (paku rane).
- Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum.
- Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan = kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur.
- Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
- Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis.
- Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara : Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tumbuhan
paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa
rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem).
Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).
Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).
Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
DAFTAR PUSTAKA
Saktiyono.1989.Biologi
1 Program Inti. Jakarta :Intan Pariwara
Sembiring, L. dkk.
2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Oka,Anak Agung.
Botani Tumbuhan Rendah. Metro : UMM
http://tra-lili.blogspot.com/2013/05/tumbuhan-paku-pteridophyta.html
http://putriemma.wordpress.com/2012/11/04/pteridophyta-dan-bryophyta/
https://www.edubio.info/2016/01/struktur-tumbuhan-paku.html
https://mikroteknologi.blogspot.com/2012/07/makalah-tumbuhan-paku.html
https://notemuza.blogspot.com/2019/05/makalah-biologi-tumbuhan-paku.html
No comments:
Post a Comment