Biarkan kata-kata aneh terbentuk, hanya menuangkan semuanya disini karna itu didalam pikirku

Wednesday, July 24, 2019

Hukum Islam

Majelis Ilmu Fiqih Bersama 
Ustadz Ahmad Syarifuddin, S.Th.I

Kitab/Ilmu Fiqih
Hukum Islam



Hukum menurut bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya.
Hukum menurut istilah ahli usul fikih, hukum adalah perintah Allah Subhana Wa Ta’ala yang menuntut mukalaf untuk memilih atau mengerjakan dan tidak mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal rukhsah, dan azimah.
Hukum dalam ilmu fiqih merupakan pemahaman agama (ilmu yang mempelajari hukum-hukum atau aturan dalam agama islam).
Belajar ilmu fiqih hukumnya adalah fardu’ain


Hukum di bagi menjadi 3 bagian:
  1. Hukum Adat : Tradisi yang ada didaerah tertentu dapat dimusyawarakan sesuai mufakat.
  2. Hukum Negara : Dibuat oleh negara dan dapat berubah-ubah.
  3. Hukum Agama : Tidak berubah karena merupakan hukum tertinggi dari Allah Subhana Wa Ta’ala yang berlandasan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallalahu Alaihi Wassalam

Hukum didalam ilmu fiqih ada beberapa bagian:
a.     Fardhu (Wajib) : Dikerjakan berpahala, dan ditinggalkan berdosa
     Contoh : Sholat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, Sholat Jenazah dan lain-lain.
     Fardu (Wajib) terbagi menjadi 2 :
  • Fardu ‘Ain : Wajib dilakukan setiap individu/orang.
Contoh : Shalat 5 waktu dan Puasa dibulan Ramadhan
  • Fardu Kifayah : Wajib apabila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur./Wajib apabila ada yang telah melakukan/mengantikan/melaksanakan cukup 1 orang yang mengerjakan maka yang lain akan bebas dari kewajiban.
Contoh : Mengurus jenazah muslim/muslimah (memandikan, mengafani mensholatkan dan menguburkan), Belajar ilmu tertentu (misalnya kedokteranekonomi) dan Melakukan hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Tuhan.

b.     Sunnah/Sunat : Dikerjakan berpahala dan ditinggalkan tidak berdosa tapi merugi.
Sunnah terbagi menjadi 3 :
  • Muakkad : Sunnah yang sangat dianjurkan/mendekati wajib.
Contoh : Pelaksanaan sholat tarawih di bulan Ramadhan, Sholat Ied pada hari raya ied maupun idulfitri ataupun iduladha, membaca do’a qunut pada pelaksanaan sholat subuh, dan membaca tasyahud pertama dalam sholat.
  • Ghairu Muakkad (Mustahab) : Sunnah yang tidak terlalu dianjurkan/tidak penting untuk dilakukan.
Contoh : Sholat sunnah rowatib yang biasa disebutan sholat sunnah qobliyah ba’diyah yang dilaksankan sebelum dan sesudah sholat fardhu yang 5 waktu.
  • Zaaidah : Sunnah tambahan atau supaya lebih mudah difahami kita sebut saja sunnah untuk mengikuti segala keseharian nabi dari makan, minum, tidur, buang air, berpakaian dan lainnya. ibadah sunnah zaaidah ini akan bernilai pahala bagi orang yang tau dan berniat untuk mengikuti sunnah keseharian nabi Muhammad, tapi jika tidak diniatkan ittiba’/mengikuti sunnah nabi maka tidak bernilai ibadah.

c.     Makruh : Dikerjakan tidak apa-apa (tercela) dan ditinggalkan berpahala
     Makruh terbagi menjadi 2 :
  • Makruh Tahrim : Makruh yang mendekati haram.
Contoh : Rokok dan perokok
  • Makruh Tanzih : Makruh yang mendekati untuk di perbolehkan.
Contoh : Bau bawang atau durian (pada badan atau tubuh/bau mulut)

d.    Mubah : Dikerjakan tidak apa-apa dan tidak dikerjakan tidak apa-apa/boleh-boleh saja ( tidak ada hukum perintah atau larangan).
Contoh : Makan dan minum, belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.

e.   Haram : Dikerjakan berdosa dan ditinggalkan berpahala (harus dilakukan Selama hidup kita).
    Contoh : Main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-lain.

1 comment: