MAKALAH
MATEMATIKA
“Barisan dan Deret Geometri”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK ....
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
4. ..........................................
5. ..........................................
6. ..........................................
7. ..........................................
SMA/SMK ............................................
TAHUN AJARAN 20....-20....
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Matematika ini dengan sebuah pembahasan tentang “Barisan dan Deret Geometri”.
Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Matematika. dimana
atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Palembang, ......................................
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda disekita kita baik tanaman,
batu, hewan dan lain-lain yang memiliki barisan bilangan tertentu. Sebagai
contoh adalah tanaman bunga matahari. Dalam susunan biji bunga matahari
(kwaci), jika dihitung banyaknya kwaci dari dalam sampai luar, maka jumlahnya akan
tampak suatu barisan bilangan tertentu. Selain itu tidak hanya jumlah kwaci
saja yang memiliki barisan bilangan, kita juga dapat melihat susunan daun pada
bunga, segmen-segmen dalam buah nanas atau biji cemara.
Sebuah
contoh diatas menunjukkan barisan bilangan 1 , 1, 2 , 3 , 5 , 8 , 13 , 21 , . .
. Barisan bilangan ini dikenal sebagai barisan bilangan fibonacci. Setiap bilangan atau angka dalam barisan ini merupakan
jumlah dari dua bilangan sebelumnya. Barisan bilangan fibonacci ini dikemukakan oleh Fibonacci yang nama lengkapnya
adalah Leonardo Of Pisa (1180 – 1250). Ia menjelaskan teka-teki barisan fibonacci dalam karyanya yang berjudul
Liber Abaci.
Dengan
disusunnya makala ini, diharapkan dapat memberi wawasan dan pemahaman bagi para
pembaca untuk menentukan suku ke-n barisan dan turunan geometri dan memecahkan
masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret.
B. Rumusan
Masalah
Dari pemaparan latar belakang
masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang
dimaksud dengan barisan dan deret?
2. Apakah yang
dimaksud dengan barisan dan deret geometri?
3. Bagaimana cara
menghitung baris dan deret?
4. Bagaimana
cara menghitung baris dan deret geometri?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan
masalah diatas maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
Penulis
a. Menambah
wawasan penulis tentang baris dan deret geometri.
b. Memperluas
pemahaman penulis tentang baris dan deret geometri
2. Untuk
Pembaca
a. Menambah
wawasan pembaca tentang baris dan deret geometri
b. Memperluas pemahaman
pembaca tentang baris dan deret geometri
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Barisan
Ø
Pengertian Barisan
Barisan bilangan adalah susunan
bilangan atau urutan bilangan yang dibentuk menurut pola atau aturan tertentu.
Aturan tertentu tersebut dapat berupa rumus, bentuk aljabar atau bentuk
persamaan lainnya. Masing-masing bilangan disebut suku barisan dan dilambangkan
dengan huruf “U”. Suku umum suatu bilangan dilambangkan dengan “Un”
dimana “n” menunjukkan nomor urut suku (n adalah bilangan asli). Jika bilangan
pertama U1, bilangan kedua U2, bilangan ketiga U3 .
. ., dan bilangan ke-n adalah Un, maka barisan bilangan itu
dituliskan : U1, U2, U3, . . . Un.
Contoh
Barisan
a.
1, 3, 5, 7, …
b.
2, 4, 6, 8, 10, …
c.
3, 6, 9, 12, …
d. 4, 8,
12, 16, …
Ø
Cara
Menentukan Suku Tertentu Dari Suatu Barisan Langkah-Langkahnya
o Indeks
“n” menyatakan banyaknya suku
o Gantikan
nilai “n” dengan bilangan asli
o Jika
bilangan pertama U3 buangan ke-2 U2, dan bilangan
ke-3 U3, … dan bilangan ke-n adalah Un maka barisan bilangan
tersebut dapat di tulis sebagai berikut:
U1, U2,
U3 . . . . Un
|
Contoh :
Tentukan
tiga suku pertama pada barisan-barisan berikut ini, jika suku umum ke-n di
rumuskan sebagai berikut:
a.
Un = 4n+1
b.
Un = 2n2 – 1
c.
Un = 1 – 2n
Penyelesaian :
Karena
Un merupakan fungsi dari n maka suku pertama U1 suku
kedua U2 dan suku ketiga U3 dapat ditentukan
dengan cara menghitung nilai fungsi Un untuk nilai-nilai n=1, n=2, n=3,
sebagaimana ditunjukkan dalam perhitungan-perhitungan berikut ini.
a)
Suku umum ke-n, Un = 4n+1
Untuk
n = 1 à U1 = 4 (1) +
1 = 5
Untuk
n = 2 à U2 = 4 (2) + 1 = 9
Untuk
n = 3 à U3 = 4 (3) + 1 = 13
b)
Suku umum ke - n, Un = 2n2 – 1
Untuk
n = 1 à U1 = 2 (1)2 -
1 = 1
Untuk
n = 2 à U2 = 2 (2)2 - 1 = 7
Untuk
n = 3 à U3 = 2 (3)2 - 1 = 17
|
c)
Suku umum ke - n, Un = 1 – 2n
Untuk
n = 1 à U1 = 1- 2 (1)2 =
- 1
Untuk
n = 2 à U2 = 1- 2 (2)2 = - 7
Untuk
n = 3 à U3 = 1- 2 (3)2 = - 17
|
Jadi, 3
suku pertama barisan itu adalah U1 = -1, U2 =
- 3, U3 = - 5
Ø Cara Menentukan Rumus Umum Suku ke-n Dari Suatu
Barisan
Untuk menentukan
rumus suku ke-n dari suku barisan, yaitu dengan cara mengamati pola aturan
tertentu yang terdapat pada 3 suku atau 4 suku dari barisan tersebut.
Contoh :
Tentukan
rumus umum ke – n dari barisan-barisan berikut ini:
a.
2, 4, 8, 16, 32, …
b.
4, 6, 8, 10, …
Penyelesaian :
a.
2, 4, 8, 16, 32, … dapat ditulis dengan (2)1, (2)2, (2)3, (2)4, (2)5, … barisan dengan suku-sukunya sama,
yaitu 2 dipangkatkan dengan bilangan asli, jadi Un = 2n
b.
4, 6, 8, 10, … barisan dengan suku pertama U1 = 4 dan selisih dua suku yang
berurutan bernilai konstan yaitu 2. Jadi Un = 2n+2
B. Deret
Ø
Pengertian
Deret
Dalam
suatu barisan, Jika suku-suku pada barisan bilangan itu
ditulis dalam bentuk penjumlahan beruntun U1 + U2 +
U3 + . . . + Un maka penjumlahan tersebut disebut deret.
Contoh deret
1.
1+2+3+4+5+ . . . .
2.
1+4+9+16+25+36+ . . . .
3.
1+4+7+10+13+ . . . .
Contoh yang bukan deret :
1.
1, 4, 9, 16, 25, 35 . . .
2.
4, 8, 12, 16 . . .
3.
1, 3, 5, 7 . . .
Ø Cara menentukan
suku tertentu dari suatu deret dan contoh soal
Suku
tertentu dari suatu deret dapat ditentukan dengan cara mensubtitusikan
nilai n yang menunjukkan suku ke-n dari dert
tersebut ke dalam pola yang kita dapatkan dari bentuk seret tersebut.
Contoh :
Suatu
deret 2+4+6+8+. . . +2n
Ø Cara Menentukan Rumus Umum Suku ke- n Dari
Suatu Deret
Aturan
yang dimiliki oleh deretan buangan disebut pola bilangan pada deretan tersebut.
Jadi untuk menentukan rumus umum suku ke-n dapat I tentukan melalui
aturan pembentukan deret bilangan.
Contoh :
Diketahui
deret aritmatika 6 + 8 + 10 + 12 + . . . .
Tentukan
rumus umum suku ke-n pada deret aritmatika. . . .?
Penyelesaian :
Karena
dilihat dari aturan pembentukan dari suku satu ke suku berikutnya ditambah 2,
maka rumus suku ke-n memuat 2n yaitu :
Jadi, Un =2 n +
4
Un
=2n + 4.
C. Baris Geometri
Baris geometri adalah
baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku sebelumnya melalui
perkalian dengan suatu bilangan r. Perbandinganatau rasio antara nilai suku
dengan nilai suku sebelumnya yang berdekatan selalu sama yaitu r. Sehingga:
Sebagai contoh baris 1, 2, 4, 8, 16, merupakan baris
geometri dengan nilai :
Untuk mengetahui nilai suku ke-n dari
suatu barisan geometri dapat diketahui dengan mengetahui nilai suku ke-k dan
rasio antar suku yang berdekatan (r). Rumusannya berikut ini:
Cara menentukan rasio
dari suatu barisan geometri dapat dilihat dari persamaan di bawah.
Jika yang diketahui adalah nilai suku pertamadan
rasio antar sukunya (r), maka nilai k = 1 dan nilai adalah:
Contoh soal dan pembahasan menentukan
suku ke-n dari suatu barisan geometri.
Tentukan suku ke-6 dari barisan geometri berikut!
Tentukan suku ke-6 dari barisan geometri berikut!
512, 256, 128, ..., 2
Pembahasan:
Berdasarkan barisan bilangan pada soal dapat diperoleh informasi bahwa:
Berdasarkan barisan bilangan pada soal dapat diperoleh informasi bahwa:
Suku
ke – b dari barisan geometri tersebut adalah
Rumus
lain yang tidak kalah penting untuk diketahui adalah rumus menentukan suku
tengah dari barisan geometri. Rumus tersebut dapat dilihat berdasarkan
persamaan di bawah.
Contoh
soal dan pembahasan menentukan suku tengah dari suatu barisan geomteri.
Tentukan nilai suku tengah dari barisan geometri di bawah!
Tentukan nilai suku tengah dari barisan geometri di bawah!
512, 256, 128, ..., 2
Pembahasan:
Mencari nilai n:
Mencari nilai n:
Mencari
nilai suku tengah:
Jadi,
suku tengah dari barisan geometri 512, 256, 128, ..., 2 adalah 32
D. Deret Geometri
Deret geometri adalah
penjumlahan suku-suku dari suatu barisan geometri. Penjumlahan dari suku suku
petama sampai suku ke-n barisan geometri dapat dihitung sebagai:
Atau sebagai:
Jika
hanya diketahui nilai a adalah suku pertama dan nilai Un adalah suku ke-n, maka nilai deret
aritmatikanya adalah:
dengan syarat 0 < r < 1.
Atau:
dengan syarat r> 1.
Persamaan
tersebut bisa dibalik untuk mencari nilai suku ke-n. Cara memperolehnya sama
dengan deret aritmatika yaitu:
Contoh soal dan pembahasan mengenai jumlah n suku
pertama barisan geometri.
Tentuka jumlah 8 suku pertama dari deret geometri berikut!
Tentuka jumlah 8 suku pertama dari deret geometri berikut!
2 + 4 + 8 + 16 + .....
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada soal dapat diketahui bahwa
Berdasarkan keterangan pada soal dapat diketahui bahwa
Menghitung 8 suku
pertama dari deret geometri yang diberikan pada soal.
Deret Geometri Tak Berhingga
Deret geometri tak
berhingga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu deret konvergen dan divergen.
Deret konvergen adalah sebuah deret yang nilainya menuju suatu titik atau nilai
tertentu. Ciri khas dari deret konvergen adalah mempunyai nilai rasio kurang
dari 1 (r < 1). Sedangkan deret divergen adalah sebuah deret yang nilanya
tidak pernah menuju suatu titik atau bilangan tertentu. Ciri khusus deret
konvergen adalah mempunyai nilai rasio lebih dari 1 ( r > 1 ). Rumus deret
geometri tak berhingga dinyatakan dalam persamaan di bawah.
Selain rumus umum deret geometri tak berhingga di atas.
Terdapat beberapa rumus umum deret geometri yang dapat dilihat pada tabel di
bawah.
Contoh soal dan
pembahasan deret geometri tak berhingga.
Sebuah
bola jatuh dari ketinggian 20 meter dan memantul kembali dengan
ketinggian kali tinggi sebelumnya. Pemantulan ini terjadi
terus-menerus. Panjang seluruh lintasan bola adalah ….
A. 64 meter
B. 84 meter
C. 128 meter
D. 180 meter
E. 196 meter
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada soal dapat diketahui bahwa
A. 64 meter
B. 84 meter
C. 128 meter
D. 180 meter
E. 196 meter
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada soal dapat diketahui bahwa
Mencari panjang
lintasan bola:
Perhatikan gambar di bawah!
Perhatikan gambar di bawah!
Panjang
lintasan turun:
Panjang
lintasan naik:
Panjang
lintasan total adalah penjumlahan lintasan turun dan naik, yaitu 100 + 80 = 180
meter.
Jawaban: D
Jawaban: D
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Barisan
Bilangan adalah susunan bilangan atau urutan bilangan yang dibentuk menurut pola
atau aturan tertentu.
·
Dalam suatu barisan, Jika suku-suku
pada barisan bilangan itu ditulis dalam bentuk penjumlahan beruntun U1 +
U2 + U3 + . . . + Un maka penjumlahan tersebut
disebut deret.
·
Baris geometri adalah baris yang
nilai setiap sukunya didapatkan dari suku sebelumnya melalui perkalian dengan
suatu bilangan r.
·
Deret Geometri adalah
penjumlahan suku-suku dari suatu barisan geometri.
·
Rumus Deret Geometri :
B. Saran
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa, mengkondisikan siswa sehingga dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan modelmodel yang
dikembangkan sendiri oleh siswa.Namun demikian dalam implementasinya di sekolah
tidaklah mudah, sehingga perlu kerja keras para guru dan siswa. Keberhasilan
implementasi tergantung pada kemampuan guru untuk membuat suatu iklim dimana
siswa mau mencoba berpikir dengan cara baru dan mengkomunikasikannya dengan
orang lain.
Did you hear there is a 12 word sentence you can communicate to your crush... that will trigger intense feelings of love and instinctual attractiveness for you deep inside his chest?
ReplyDeleteBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, look after and care for you with all his heart...
====> 12 Words Who Fuel A Man's Desire Response
This impulse is so hardwired into a man's brain that it will make him work better than ever before to love and admire you.
As a matter of fact, fueling this all-powerful impulse is absolutely mandatory to getting the best ever relationship with your man that the instance you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll soon notice him open his mind and soul to you in such a way he never experienced before and he will distinguish you as the only woman in the world who has ever truly interested him.