MAKALAH
Sejarah Indonesia
“Kerajaan Mataram Kuno”
“Kerajaan Mataram Kuno”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK ....
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
4. ..........................................
5. ..........................................
6. ..........................................
7. ..........................................
SMA/SMK ............................................
TAHUN AJARAN 20....-20....
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Dengan menyebut nama Allah Subhana
Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia ini dengan sebuah pembahasan tentang “Kerajaan Mataram Kuno”.
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Sejarah Indonesia Yang terhormat Ibu/Bapak ....................................., dimana atas bimbingan
beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi pembelajaran maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Palembang, 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kerajaan mataram kuno
adalah kerajaan Hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti yang
ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan mataram kuno di Jawa Timur di mulai dari
pemerintah Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya
adalah Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai
penutup Kerajaan Mataram Kuno atau medang.
Secara umum Kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 Dinasti yang
pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Senjaya, Wangsa Sailendra, dan
Wangsa Isyana. Warga Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di kerajaan Mataram
Kuno setelah berpindah dari jawa Tengah ke Jawa Timur.
Pendiri dari dinasti Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun kerajaanya di
Tamwiang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok merupakan lanjutan dari
kerajaan Mataram. Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai cikal bakal
wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak
disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah Balitung, kekuasaan Kerjaan Mataram
Kuno telah Meluas hingga ke Jawa Timur.
B.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awal berdirinya Kerajaan Mataram
Kuno ?
2. Dimana letak Kerajaan Mataram Kuno?
3. Bagaimana sumber sejara dari Kerajaan
Mataram Kuno?
4. Bagaimana Aspek Kehidupan Politik,
Kehidupan Sosial Ekonomi, Kehidupan Agam dan Kebudayaan ?
5. Bagaimana kejayaan dari Kerajaan Mataram
Kuno
6. Apa penyebab Kerajaan Mataram Kuno
mengalami kemunduran ?
C.
Tujuan
Dengan tersusunya makalah ini penulis mempunyai tujuan, bagi siapapun
pembacanya yaitu antara lain :
1. Agar mengetahui penjelasan mengenai
peristiwa-peristiwa penting mengenai sejarah Kerajaan Mataram Kuno
2. Agar mengetahui sejarah dan lokasi Kerajaan
Mataram Kuno.
3. Agar mengetahui peristiwa-peristiwa
penting di Kerajaan Mataram Kuno.
4. Agar mengetahui siapa-siapa saja pemimpin Kerajaan
Mataram Kuno.
5. Agar mengetahui kejayaan dan kemunduran
dari Kerajaan Mataram Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berdirinya
Kerajaan Mataram Kuno
Pada abad ke-8 di pedalaman Jawa Tengah berdiri
Kerajaan Mataram Hindu. Pendirinua adalah Raja Sanjaya. Munculnya Kerajaan
Mataram diterangkan dalam Carita Parahyangan. Kisahnya adalah dahulu ada
kerajaan di Jawa Barat bernama Galuh. Rajanya bernama Sanna (Sena). Suatu
ketika ia diserang oleh saudaranya yang menghendaki takhta. Raja Sanna
meninggal dalam peristiwa tersebut, sementara saudara perempuannya, Sannaha,
bersama keluarga raja yang lainnya berhasil melarikan diri ke lereng Gunung Merapi.
Anak Sannaha, Sanjaya, di kemudian hari mendirikan
Kerajaan Mataram dengan ibu Kota Medang ri Poh Pitu. Tepatnya pada tahun 717 M.
Kerajaan Mataram merupakan kerajaan yang bercorak Hindu-Buddah yang diperintah
oleh dua dinasti (Wangsa) yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti
Syailendra.
B. Letak Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang berdiri
pada tahun 732 Masehi. Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat
Magelang). Pada saat itu didirikan sebuah Lingga (lambang Siwa) diatas sebuah
bukit di daerah Kunjarakunja yang didirikan oleh Raja Sanjaya. Daerah ini
letaknya di sebuah Pulau Mulia, Jawadwipa, dimana daerah ini merupakan daerah
yang kaya raya akan hasil bumi terutama padi dan emas sehingga di masa
selanjutnya kerajaan ini banyak melakukan hubungan dagang dengan daerah-daerah
lain.
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan
intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh
pegunungan dan gunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini
juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai
Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.
C. Sumber Sejarah
Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirinya
Kerajaan Mataram Kuno, yaitu berbentuk prasasti dan candi-candi yang dapat kita
temui sampai sekarang ini. Adapun untuk prasasti, Kerajaan Mataram Kuno
meninggalkan beberapa prasasti diantaranya :
1. Prasasti Canggal,
ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732
Masehi. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang
isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bahwa yang
menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha
(saudara perempuan Sanna).
2. Prasasti Kalasan,
ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis dalam huru
Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian
bangunan suci untuk Dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas
permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan
untuk Sanggha (umat Budha)
3. Prasasti Mantyasih,
ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah, berangka 907 M yang menggunakan
bahasa Jawa KUno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Rakai Watukurai Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Raikai Garung, Rakai Pikatan,
Rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak,
ditemukan di desa Prambanan berangka 782 M. ditulis dalam huruf Pranagari dan
bahasa Sansekerta isinya menceritakan permbuatan Arca Manjusri oleh Raja Indra
yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak
meninggalkan bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi
tersebut antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi
Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan,
Candi Morangan, Candi Ij, Candi Barong, Candi Sowijiwan, Candi Borobudhur.
D.
Keadaan Masyarakat
·
Kehidupan Kebudayaan
Hindu-Budha Pada Masa Mataram Kuno
Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat
tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan
candi. Prasasti peniggalan dari Kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti Canggal
(tahun 732 M), prasasti Kelurak (tahun 782 M), dan prasasti Mantyasih (Kedu). Selain
itu, juga dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula,
candi Prambanan, candi Sambisari, cadi Ratu Baka, dan candi Sukuh. Selain candi
Hindu, dibangun pula candi Buddha, misalnya candi Borobudur, candi Kalasan,
candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, dan candi Mendut.
·
Kehidupan Ekonomi dan
Sosial Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
a. Kehidupan
Sosial
Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik
keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap
hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka
bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur. Masyarakat Hindu yang
sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur, tetapi karena
sikap toleransi dan gotong royong yang telah mendarah daging turut juga dalam
pembangunan tersebut.
Keteraturan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno
juga dibuktikan adanya kepatuhan hukum pada semua pihak. Peraturan hukum yang
dibuat oleh penduduk desa ternyata juga di hormati dan dijalankan oleh para
pegawai istana. Semua itu bisa berlangsung karena adanya hubungan erat antara
rakyat dan kalangan istana.
b. Kehidupan
Ekonomi
Pusat kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai
Progo, meliputi daratan Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu
amat subur sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian.
Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling
mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai
Kayuwangi.
Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika
Raja Balitung berkuasa. Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat
perdagangan serta penduduk disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo
diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui
aliran sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai
tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan
melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan
rakyat Mataram Kuno.
E. Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahan Raja Balitung (898-910 M). Di masa kekuasaannya,
daerah-daerah di sebelah timur Mataram berhasil ditaklukkannya. Oleh karena
itu, daerah kekuasaan Mataram semakin luas, yang meliputi Bagelen (Jawa Tengah)
sampai Malang (Jawa Timur). Penyebab kejayaan kerajaan Mataram Kuno:
1) Naik tahtanya Sanjaya
yang sangat ahli dalam peperangan
2) Pembangunan sebuah
waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna mengatur aliran
Sungai Berangas, sehingga banyak kapal dagang dari Benggala, Sri Lanka, Chola,
Champa, Burma, dan lain-lain datang ke pelabuhan itu.
3) Pindahnya kekuasaan
dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yang didasari oleh:
a) Adanya sungai-sungai
besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat memudahkan bagi
lalu lintas perdagangan.
b) Adanya dataran rendah
yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
c) Lokasi Jawa Timur
yang berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur
perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
F. Keruntuhan Mataram Kuno
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno disebabkan karena
kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama semakin lemah dan tidak
menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh:
a.
Tidak memiliki
pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar
b.
Sering dilanda bencana
alam oleh letusan Gunung Merapi
c.
Mendapat ancaman
serangan dari kerajaan Sriwijaya
Oleh
karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur (di
bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan ibukota ke Jawa Timur
ini dianggap sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa Timur masih wilayah
kekuasaan Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih strategis. Hal ini mengacu
pada letak sungai Brantas yang terkenal subur dan mempunyai akses pelayaran
sungai menuju Laut Jawa. Kerajaan itu kemudian dikenal dengan Kerajaan Mataram
Kuno di Jawa Timur atau Kerajaan Medang Kawulan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Budha yang ada di Jawa
Tengah. Kerajaan yang beribu kota di Medang Kamulan ini berdiri pada abad ke-8
M. Kerajaan Mataram Kuno terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah berkuasa,
yakni Wangsa Sanjaya, Syailendra, dan Isana. Wangsa Sanjaya sendiri pemeluk
agama Hindu beraliran Syiwa, Syailendra pengikut Budha, dan Isana wangsa baru
yang didirikan oleh Mpu Sindok. Berdasarkan Prasasti Canggal (732), raja
pertama yang berkuasa di Kerajaan Mataram yakni Raja Sanna yang kemudian
digantikan oleh Sanjaya. Raja Sanjaya tidak lain adalah keponakan Raja Sanna,
yakni putra dari Sannaha (saudara perempuan Raja Sanna). Hal ini karena Raja
Sanna tidak memiliki keturunan sebagai penggantinya.
Pada masa pemerintahan Sanjaya (717-746 M), Kerajaan Mataram menganut agama
Hindu. Raja Sanjaya memimpin sangat bijaksana sehingga rakyatnya hidup makmur,
aman, dan tentram. Hal ini sesuai dengan prasasti Canggal yang menyebutkan
bahwa tanah Jawa kaya akan emas dan padi. Setelah meninggalnya Sanjaya, Mataram
dipimpin oleh Panangkaran atau Syailendra (746-784 M) yang menganut agama Budha
beraliran Mahayana. Pada saat itu, agama Hindu dan Budha berkembang bersama di
Mataram Kuno. Penganut agama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara,
sedangkan pengikut agama Budha berada dibagian selatan. Kemudian Syailendra
digantikan oleh Rakai Pikatan. Pada tahun 850, Rakai Pikatan dari Wangsa
Sanjaya menikah dengan Pramodhawardhani dari keluarga Syailendra. Hal ini
menyebabkan Wangsa Sanjaya kembali memerintah Mataran Kuno dan berhasil
menyingkirkan Wangsa Syailendra. Oleh karena itu, pada masa Rakai Pikatan,
Mataram Kuno berhasil disatukan kembali. Wilayah Mataram berkembang mencapai
Jawa Tengan dan Jawa Timur.
Setelah Mpu Sindok, Mataram dipegang oleh Dharmawangsa (cicit Mpu Sindok)
yang berkuasa pada tahun 990-1016 M. Pada masa ini, Mataram Kuno diserang oleh
Sriwijaya atas dasar balas dendam Sriwijaya sejak Mataram dipegang oleh Rakai
Pikatan. Akhirnya pada tahun 1016, Dharmawangsa meninggal ditangan Sriwijaya.
Berakhirlah Kerajaan Mataram Kuno.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai warga negara indonesia, selalu senantiasa melestarikan budaya kita sendiri yang suda lama melekat, dan mengikuti kebiasaan bertoleransi terhadap agama lain, agar tercipta kedamain, ketentraman dan kesejahteraan. Negara kita ini kaya akan budaya, maka dari itu kita semua senantiasa ikut mengambil peran dalam menjaga peninggalan-peninggalan sejarah (budaya) kita sendiri, agar tidak di ambil atau di rusak ole negara-negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://ms.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Mataram_Kuno
http://haristepanus.wordpress.com/masa-hindu-buddha/kerajaan- mataram-kuno/
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram- kuno.html
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Archive/Sejarah- Indonesia/Zaman-Pra-Kolonial/Tahun-600-799/Sekitar-Tahun-
732-Kerajaan-Medang-atau-Mataram-Kuno
http://kerajaan-singasari.blogspot.com/2013/10/sejarah-berdirinya-
kerajaan-mataram.html
http://buihkata.blogspot.com/2013/02/sejarah-kerajaan-mataram- kuno.html http://encuss26.blogspot.com/
http://akhmadjohan.blogspot.com/2010/10/dinasti-syailendra-dan-sanjaya.html http://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Sanjaya.
https://notemuza.blogspot.com/2020/04/makalah-sejarah-indonesia-tentang.html
No comments:
Post a Comment