MAKALAH
Seni Budaya
“Seni Grafis”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK ....
1. .............................
2. .............................
3. .............................
4. .............................
5. .............................
SMA .....................................
TAHUN AJARAN 20.... - 20....
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Seni Budaya
ini dengan sebuah pembahasan tentang “Seni Grafis”.
Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada guru pembimbing pelajaran Seni
Budaya Yang terhormat Bapak/Ibu. dimana atas bimbingan beliau kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu
Palembang, 20.......
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan seni rupa kontemporer kini sudah mulai banyak memberikan dampak
positif terhadap berbagai kalangan. Baik itu orang yang awam terhadap dunia
seni rupa bahkan seniman-seniman sekalipun turut andil dalam meramaikan masa
seni rupa kontemporer. Segala sesuatunya kini sudah menjadi sangat mudah dan
dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Ini merupakan suatu
kemajuan dunia seni rupa.
Namun jika ada dampak positif maka dampak negatif pun perlu kita sortir sebagai
bahan evaluasi. Contohnya saja dalam hal perkembangan seni murni, saat ini
banyak orang yang mencampur-adukan bahkan mengubah image seni murni menjadi
desain. Bisa saja hal ini dilakukan, karena termasuk ke dalam hal eksplorasi
karya. Namun istilah seni murni itu sendiri sejalannya waktu akan pudar apabila
istilah seni murni tidak diaplikasikan ke dalam praktiknya.
Kita ambil salah satu bagian dari seni murni yaitu seni grafis. Banyak orang
yang kerap kali lebih memilih mengerjakan suatu karya secara instan.
Menggunakan berbagai teknologi mutakhir untuk mendapatkan hasil karya yang
memuaskan “bagi dirinya”. Menganggap seni grafis merupakan sesuatu yang sudah “out
of date”. Sungguh ironis bagi perkembangan seni grafis, karena akan
menjadi lamban sejalan dengan berkembangnya seni rupa kontemporer. Menggunakan
berbagai teknologi mutakhir untuk menyamakan dengan hasil karga seni grafis
memang hasilnya terlihat sama, lebih rapih, bersih dan penuh eksplorasi warna.
Namun nuansa rasa, goresan-goresan serta nilai estetis yang pada karya itu
tidak nampak sama sekali, dan akan terasa berbeda dibandingkan karya grafis
yang pengerjaannya manual.
Ini merupakan suatu tantangan bagi para penggemar seni grafis untuk
membangkitkan kembali gairah dunia grafis. Dengan cara memperkaya teknik
pengerjaan, eksplorasi warna serta media yang digunakan. Agar nama seni grafis
pada wilayah seni murni tidak akan pudar bahkan beralih ke wilayah desain. Oleh
sebab itu penulis mengambil judul makalah ini “Eksplorasi Warna pada Cetak
Grafis I dengan Tema Animal Figure”
B.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan
seni grafis?
2.
Bagaimana sejarah adanya
seni grafis?
3.
Sebutkan macam-macam dari
seni grafis?
4.
Sebutkan fungsi dari seni
grafis?
5.
Sebutkan contoh seni grafis
didalam kehidupan sehari-hari?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi
dari seni grafis.
2.
Untuk mengetahui sejara seni
grafis didunia maupun di Indonesia.
3.
Untuk mengetahui macam-macam
dan jenis dari seni grafis.
4.
Untuk mengetahui fungsi dari
seni grafis.
5.
Untuk mengetahui conto seni
grafis didalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Seni grafis
Seni grafis adalah
sebuah cabang seni rumah dengan memanfaatkan teknologi dari komputer maupun
teknik cetak. Dimana media percetakan tersebut yang digunakan biasanya
menggunakan kertas atau kain. Seni grafis dapat dijumpai baik di majalah,
Koran, pakaian maupun papan reklame.
Dimana seni
grafis itu sendiri termasuk salah satu bagian seni rupa dengan konsep 2D atau
dua dimensi. Seorang seniman grafis dapat berkarya menggunakan beragam media
mulai dari cara tradisional sampai kontemporer, termasuk dari tinta air, cat
air, tinta minyak, pigmen padat larut air dan pastel minyak.
B. Sejarah
Seni Grafis
Kesenian
tidak muncul di era sekarang begitu saja. Ada banyak sejarah kemunculan dan
perkembangan seni hingga mencapai ke titik ini. Untuk sejarah seni grafis
sendiri, dibagi menjadi dua bagian. Yakni sejarah seni grafis di dunia dan
sejarah seni grafis di Indonesia. Berikut ulasan lengkapnya:
a) Sejarah Seni
Grafis di Dunia
Jika
biasanya seni rupa berasal dari peradapan Eropa, maka seni grafis berasal dari
daratan Asia. Tepatnya berasal dari Daratan China sejak ditemukannya kertas.
Sudah umum diketahui bahwa yang pertama kali menemukan kertas adalah bangsa
Tiongkok pada Dinasti Ying tahun 105 M.
Pada awalnya, seni grafis digunakan untuk memperbanyak
tulisan-tulisan keagamaan. Biasanya, naskah-naskah keagamaan itu diukir di atas
kayu atau kertas. Dan tidak hanya China, naskah yang memiliki seni grafis dan
diukir di atas kayu tersebut juga ditemukan di Jepang dan Korea. Biasanya,
naskah-naskah ini memiliki karakteristik yang kuat, seperti mengandung kultur
kebudayaan kuno dan tahan lama.
Kontribusi China dalam perkembangan seni grafis di dunia
barat sangat besar, berkat penemuan kertas dan teknik wood block yang mereka
kembangkan. Tapi, sebelum menemukan teknik wood block, ada beberapa fase lagi. Dari mulai fase mengukir di atas
batu sampai ke penemuan kertas.
Pada tahun
165 M, para penganut Konfusius Klasik selalu menuliskan naskah keagamaannya
dengan cara mengukir di atas batu untuk menjamin usia dokumen agar tahan lama.
Pengukiran di atas batu juga dianggap sebagai cara yang akurat dalam menyimpan
dokumen.
Tapi, karena
buku batu ini sangat berat dan memakan banyak tempat untuk menyimpannya,
maka mulailah mereka menciptakan teknik wood block printing dalam
menggandakan naskah keagamaannya. Teknik ini diduga mulai
digunakan pada abad ke 6 hingga akhir abad ke 9. Hal ini disimpulkan dari
penemuan kertas rami yang diperkirakan berasal dari tahu 650 sampai 670 M pada
masa Dinasti Tang.
Wood block printing sendiri
adalah teknik cetak yang didahului dengan mengukir dokumen ke atas blok kayu.
Blok-blok kayu yang telah selesai diukir kemudian diberi tinta atau pewarna
kemudian ditekankan ke atas kertas hingga gambar yang di blok kayu tersalin
rapi ke atas kertas. Inilah awal mula berkembangnya seni grafis.
b) Sejarah Seni Grafis di Indonesia
Sama seperti cabang seni lainnya, seni grafis mulai
berkembang di Indonesia sejak kolonialisasi mulai masuk menjajah Indonesia,
tapi yang paling berperan adalah kolonialisasi Belanda. Dalam masa penjajahan,
pemerintah Belanda pernah meminta beberapa seniman asal negaranya untuk merekam
pemandangan alam di Indonesia.
Semua rekaman
tentang keindahan landscape Indonesia itu dibuat dalam bentuk lukisan yang
beraliran romantisme. Beberapa juga diletakkan dalam teknik wood
engraving maupun lithografi. Kegiatan merekam eksotisme alam
Indonesia inilah yang mengenalkan masyarakat Indonesia ke seni grafis. Tetapi
bukan caranya yang dikenal, melainkan hanya sebatas obrolan dengan orang asing
saja.
Tetapi, ketika seni grafis sudah dipelajari
dan dikenal lebih jauh, keberadaannya di Indonesia hanya dianggap sebagai seni
kelas dua. Seni grafis sering kali dianggap sebagai seni yang hanya mendampingi
seni lainnya, misalnya sebagai keterangan dalam pameran lukis dan sebagainya. Baru
di sekitar tahun 1970-1980 lah ada beberapa pameran seni grafis tunggal. Dimana
seni ini tidak lagi dipamerkan dalam rangkan ‘mendampingi’ seni patung atau
seni lukis, melainkan telah mendapatkan tempatnya sendiri dalam sebuah pameran
seni.
Pameran Seni Grafis ini diadakan di
Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Dua tahun setelah pameran, barulah muncul
keompok yang berkonsentrasi di seni grafis bernama Decenta. Di akhir tahun 1990
adalah masa perubahan besar terhadap seni grafis yang ada di Indonesia. Aliran
post-modern yang semakin populer membuat banyak seniman latah dan membuat
beberapa karya seni di tempat yang tidak lazim. Kemudian, dengan perkembangan
teknologi, seni grafis didorong dan berkembang pesat hingga dikenal sesuatu
yang disebut dengan desain grafis.
C. Macam-Macam Seni Grafis dan Contohnya
Berdasarkan
teknisnya sendiri, terdapat beberapa macam seni grafis yang bisa kita jumpai di
lingkungan sekitar, diantaranya :
1. Cetak Dalam (Intaglio)
Cetak
Intaglio merupakan teknik cetak yang timbul dengan cara menggoreskan atau
menorehkan plat aluminium, dengan begitu membentuk sebuah gambar sesuai
keinginan, lalu area yang telah tergores tadi diisikan oleh tinta lalu
ditempelkan di kertas basah. Adapun hasilnya berbentuk cetakan timbul. Contoh
dari pemakaian teknik intaglio yaitu uang kertas. Teknik
ini memiliki beberapa sub-teknik lagi, yakni:
a) Engraving
Teknik ini menggunakan burin sebagai alat utama penggunaan
teknik dan penggunaan logam sebagai medianya. Cara pembuatannya adalah dengan
mengukir logam menggunakan burin. Setelah ukiran selesai, oleskan cat ke
seluruh permukaan logam, kemudian cat itu dibersihkan hingga hanya tersisa di
bagian yang diukir saja. Setelah itu, ukiran yang masih memiliki cat dipress ke media cetak
seperti kertas atau kain untuk mendapatkan motif ukirannya.
b) Etsa
Etsa disebut juga dengan Etching adalah teknik cetak dalam
yang menggunakan tembaga sebagai media ukir. Cara kerja teknik ini sebenarnya
cukup mudah, yakni dengan menutupi seluruh permukaan tembaga dengan lilin.
Setelah itu, permukaan lilin diukir dengan menggunakan jarum etsa yang tajam
hingga nampak permukaan tembaganya.
Setelah permukaan tembaga tergores juga,
rendam seluruh permukaan logam dengan cairan asam agar terjadi korosi pada
permukaan yang tergores. Setelah terjadi korosi, bersihkan seluruh lilin lalu
cetakkan saja ke media kertas dengan cara dipress dengan
tekanan tinggi.
c) Mezzotint
Teknik ini menggunakan alat khusus yang disebut dengan
rocker. Cara kerjanya adalah dengan mengerok permukaan logam dan meninggalkan
kesan gelap terang, gambar juga harus dibuat kasar di beberapa bagian. Teknik
ini biasanya dipakai untuk mencetak foto.
d) Drypoint
Teknik ini sebenarnya hampir sama dengan engraving, yakni
dengan membuat ukiran di atas permukaan logam. Hanya saja yang digunakan untuk
mengukir adalah alat runcing dan bukannya burin. Seniman yang memperkenalkan
teknik ini adalah seniman Jerman dengan julukan Housebook
Master pada abad ke 15 M.
2. Stensil
Teknik
mencetak memakai gunting kertas berdasarkan bentuk maupun tulisan sesuai
keinginan, lalu kertas tadi ditempelkan pada kain maupun papan yang hendak
diberi cat, lalu kertas tersebut di semprot atau dicat. Dengan begitu saat
kertas dicabut, maka hasil cat dalam papan atau kain tampak seperti sudah
digunting, Adapun contoh pemakaian teknik ini diantaranya papan peringatandan
lain sebagainya.
3. Relief
Cetak relief
merupakan proses ketika lapisan timbul dalam lempengan cetakan maupun balok
kayu dengan diberi tinta, sementara untuk area yang tersembunyi atau tidak
timbul umumnya bebas tinta, jadi ketika ditempelkan bisa membentuk cetakan
sesuai keinginan. Adapun contoh pemakaian teknik relief ini yaitu stempel.
4. Cetak Saring
(Silkscreen)
Cetak saring
merupakan pengembangan cetak stensil dimana masih mempunyai kekurangan
khususnya ketika mencetak huruf mempunyai kurva tertutup, misalnya d, e, o,
maupun a. Teknik cetak ini biasa dinamakan teknik ablon. Pencetakan itu sendiri
akan dilakukan lewat saringan yang sudah diberikan batasan berdasarkan bentuk
atau huruf yang hendak dicetak. Contoh dari pemakaian cetak saring ini
yaitu kaos, spanduk dan paking makanan olahan UKM.
5. Cetak Plano
Planographic
printing atau cetak plano merupakan mencetak di lapisan datar. Teknik cetak ini
mengunakan perbedaan dari sifat minyak dengan air yang tak saling menyatu.
Dimana teknik tersebut sudah menginspirasi sebuah mesin cetak tipe offset
memakai acuan pelat. Adapun contoh pemakaian teknik cetak ini yaitu mesin
scanner dan fotokopi.
6. Cetak
Datar (Lithography)
Secara etimologi kata, lithography berasal
dari bahasa Yunani, yakni Lithos dan graphein. Lithos berarti batu dan graphein
berarti menulis. Sehingga, bisa diartikan bahwa lithography adalah seni cetak
yang dituliskan di atas batu.
Untuk menggunakan teknik ini, seniman biasa
membuat motif di atas batu (biasanya batu kapur yang sedikit lebih mudah
dibentuk), kemudian mengolesnya dengan pewarna, dan setelah itu meletakkan
media cetakan (biasanya kertas) ke atas ukiran yang telah diberi pewarna
tersebut. Seniman yang menggunakan teknik ini adalah Pablo Picasso, Odilon
Redon, Joan Miro, dan lain sebagainya.
7. Cetak
Tinggi (Woodcut)
Teknik woodcut biasa
juga disebut dengan cetak timbul. Teknik ini digunakan untuk membuat gambar
timbul pada permukaan media cetak. Jika ingin mengetahui contoh barang yang
menggunakan cetak tinggi maka bisa melihat stempel.
Pada bagian
bawah stempel selalu memiliki bagian yang telah dicetak timbul. Bagian ini
nantinya adalah tempat peletakan tinta yang akan ditekankan pada kertas. Media
yang populer untuk cetak timbul ini biasanya yang berbahan keras tetapi mudah
dibentuk, seperti kayu, besi, karet, metal, triplek dan lain sebagainya.
Teknik cetak
tinggi yang dianggap paling memiliki nilai sani adalah teknik woodcut yang
dikenal pada abad ke 14 oleh koptik Mesir. Biasanya teknik ini digunakan untuk
membuat motif pada kain tenun oleh orang Eropa. Salah satu seniman terkenal
dalam bidang cetak tinggi ini adalah Johannes Guttenberg
8. Kolagrafi
Teknik cetak
kolagrafi merupakan teknik mencetak melalui penempelan objek dalam kanvas,
kemudian keseluruhannya dibubuhi cat, lalu objek tersebut setelahnya dilepas.
Adapun haslnya bagian yang tak dicat itu sendiri berbentuk objek tersebut
dengan tampak cekung. Seni kolagrafi sendiri tak ada kaitannya dengan kolase
walaupun kolagrafi terkesan mempunyai kata dasar dari kolase.
9. Cetak Foto (Fotografi)
Fotografi
(dari bahasa Inggris: photography, yang
berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “Photos”: cahaya dan “Grafo”:
Melukis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media
cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar
atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek
tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap
cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Untuk
menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya
tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture),
dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut
sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak
digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital
ISO.
D. Fungsi Seni Grafis
Dibanding kesenian lain, mungkin seni grafis memang memiliki
fungsi yang lebih banyak ketimbang soal estetika dan nilai ekonomi. Seni grafis
memiliki fungsinya sendiri, seperti di bawah ini:
1.) Sebagai Media Komunikasi
Seni grafis memang biasa dibuat sebagai media komunikasi yang
memiliki visual yang mencuri perhatian. Biasanya, ketika mengambil peran
sebagai media komunikasi, seni grafis juga dilengkapi dengan kalimat yang
menarik dan bukan hanya gambar. Media komunikasi yang menggunakan seni grafis
sebagai medianya adalah slogan, banner, poster, dan lain sebagainya.
2.) Sebagai Media Promosi
Seni grafis memang menjadi salah satu media promosi berbagai
perusahaan dalam mengenalkan produknya. Seni grafis dipilih karena lebih
informatif dan sekaligus eye catching ketika
dilihat. Seni grafis seringnya menarik perhatian dan mata, sehingga
penggunaannya dalam mengenalkan produk perusahaan akan semakin optimal.
3.) Untuk Apresiasi Seni
Ini seperti mengembalikan seni grafis ke fungsi utamanya,
yakni untuk media apresiasi seni. Biasanya, seni grafis yang satu ini lebih
menonjolkan estetika seni untuk ditampilkan dan sering minim kata. Kreatifitas
dan jiwa seni yang tinggi dibutuhkan untuk membuat desain grafis untuk
apresiasi seni.
4.) Menyalurkan Hobi
Bagi yang senang melakukan kegiatan kreatif, biasanya
menyalurkan hobinya untuk membuat desain grafis. Karena dewasa ini, praktik
pembuatan desain grafis lebih menarik dan lebih mudah untuk dipelajari.
5.) Menambah Penghasilan
Ini menjadi fungsi
komersil dan tidak dapat dihindari. Menekuni dunia seni grafis memang bisa
menjadi salah satu sumber penghasilan. Karena dewasa ini, desain sudah semakin
memiliki harga jual yang lumayan tinggi. Terutama untuk pembuatan sebagai media
promosi atau untuk keperluan cover buku.
E. Contoh Seni Grafis
dalam Kehidupan Sehari-hari
a) Stempel
b) Banner
c) Poster
d) Sablon
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membuat karya grafis memang susah-susah tapi mudah. Susah apabila tergesa-gesa
dan mudah apabila mengerjakannya dengan sabar dan menikmati prosesnya. Di dalam
cetak grafispun tidak hanya satu warna saja yang dipakai, melainkan kita dapat
memngolah warna-warna tersebut menjadi sebuah gradasi, sehingga tidak
menjemukan ketika dilihat. Mungkin ini salah satu cara penulis untuk memberikan
suatu stimulus bagi orang-orang yang mau belajar seni grafis dan mempertahankan
eksistensinya di dunia seni murni. Penulis yakin orang-orang lain dapat lebih
kreatif dengan berbagai cara, teknik dan media dalam membuat karya grafis agar
tidak terkesan monoton.
B. Saran
Semoga bagi para pembaca dapat menggali lagi pengetahuan dan mengasah lagi
keterampilan dalam membuat karya grafis. Dan meningkatkan kreativitas dalam
membuat karya grafis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
www.wikipedia.com/seni-murni [29 Desember
2012]
www.wikipedia.com/seni-grafis [8 Januari
2013]
Hadjar,
Saiful. 2005. Senapan Grafis. Kelompok Seni Rupa Bermain: Surabaya.
[4 Januari 2017]
http://dimazzart.blogspot.com/2013/08/membuat-karya-grafis.html
[4 Januari 2017]
http://makalah15.blogspot.com/2016/01/contoh-makalah-seni-grafis.html
[26 Agustus 2020]
https://notemuza.blogspot.com/2020/08/makalah-seni-budaya-tentang-seni-grafis.html#more [26 Agustus 2020]
No comments:
Post a Comment