BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang menginginkan hasil investasi yang tinggi. Volume buku,
artikel, dan posting blog dapat ditemukan tentang cara "mengalahkan
pasar". Tetapi apakah itu tujuan yang benar untuk dimiliki? Atau haruskah
berpikir secara berbeda dan lebih fokus pada manajemen risiko portofolio
daripada pengembalian.
Investor terbaik fokus pada risiko, bukan pengembalian. Hasil yang baik
akan datang jika mengelola risiko dengan benar. Mengambil risiko yang bijaksana
sama saja dengan risiko-risiko yang menawarkan probabilitas yang menguntungkan.
Prioritasnya adalah strategi manajemen/pengelolaan risiko portofolio yang
menghindari penarikan besar modal dari investasi. Menghindari penarikan besar
sama dengan aturan terkenal Warren Buffett:
Aturan No. 1: Jangan Pernah Kehilangan Uang
Aturan No. 2: Jangan Pernah Lupakan Aturan
Terkadang aturan tampak begitu sederhana sehingga beberapa investor
cenderung mengabaikannya. Namun, ada alasan kuat mengapa Buffett dan investor
sukses lainnya menjadikan ini prioritas utama. Penarikan menyebabkan kerusakan
yang lebih besar secara eksponensial, semakin besar penarikan tersebut. Dengan
kata lain:
Dibutuhkan keuntungan 11% untuk memulihkan kerugian 10%. Bukan masalah.
Dibutuhkan keuntungan 25% untuk memulihkan kerugian 20%. Lebih keras.
Dibutuhkan keuntungan 43% untuk memulihkan kerugian 30%. Masalah.
Dibutuhkan keuntungan 67% untuk memulihkan kerugian 40%. Masalah besar.
Dibutuhkan keuntungan 100% untuk memulihkan kerugian 50%. Menghancurkan.
Dibutuhkan keuntungan 300% untuk memulihkan kerugian 75%. Bencana.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar
belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan manajemen/pengelolaan?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan risiko?
3.
Apa
yang dimaksud dengan portofolio?
4.
Apa
yang dimaksud dengan risiko portofolio?
5.
Bagaimana
cara manajemen/pengelolaan risiko portofolio?
6. Bagaimana cara menerapkan strategi
manajemen/pengelolaan risiko portofolio?
1.3 Tujuan
Dari pemaparan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
manajemen/pengelolaan.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari risiko.
3.
Untuk mengetahui pengertian portofolio.
4.
Untuk mengetahui pengertian risiko portofolio.
5.
Untuk mengetahui cara manajemen/pengelolaan
risiko portofolio.
6.
Untuk mengetahui penerapan strategi
manajemen/pengelolaan risiko portofolio.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen/Pengelolaan
Pengelolaan pada dasarnya
adalah pengendalian dan pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu
perencanaan diperlukan untuk atau penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
Irawan (1997: 5) mendefenisikan bahwa: “Pengelolaan sama dengan manajemen yaitu
penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk memanfaatkan
secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.”
Selanjutnya
Reksopoetranto (1992) mengemukakan beberapa pengertian manajemen (pengelolaan)
sebagai berikut :
1) Manajemen adalah unsur yang bertugas mengadakan
pengendalian agar semua sumber dana dan daya yang dimiliki organisasi dapat
dimanfaatkan sebagai daya guna dan berhasil guna diarahkan untuk mencapai
tujuan
2) Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengkontrolan manusia dan
sumber daya alam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3) Manajemen dapat dirumuskan sebagai penyelesaian
suatu pekerjaan dengan usaha orang lain.
4) Manajemen dapat dirumuskan sebagai penyelesaian
suatu pekerjaan dengan usaha orang lain.
5) Manajemen adalah suatu proses yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang setiap bidang mempergunakan
ilmu pengetahuan dan seni secara teratur untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Unsur-unsur manajemen
biasanya dirumuskan dengan 6 M,yaitu :
1) Men, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja
eksekutif maupun operatif.
2) Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
3) Methode, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha
untyuk mencapai tujuan.
4) Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
5) Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang
diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6) Market, pasar untuk menjual output dan jasa-jasa
yang dihasilkan.
2.2 Risiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima
dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti
seakin besar risiko investasi tersebut.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu
investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain : risiko suku bunga, risiko
pasar, risiko inflasi, risiko bisnis, risiko finansial, risiko likuiditas,
risiko nilai tukar mata uang, dan risiko negara (country risk).
a) Risiko Suku
Bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris
paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, citeris
paribus.
b) Risiko Pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasarbiasanya
ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.
Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi
ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik.
c)
Risiko Inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya belirupiah yang telah
diinvestasikan. Oleh karenya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya.
Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tabahan premiu
inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialamminya.
d) Risiko Bisnis
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai
risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada
industry tekstil akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industry tekstilitu
sendiri.
e)
Risiko Finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang
dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan
perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.
f)
Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan
perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepatsuatu ssekuritas
diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. Semakin
tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risikolikuiditas yang
dihadapi perusahaan.
g) Risiko Nilai
Tukar Mata Uang
Risiko ini berkaitan dengnan fluktuasi nilaitukar mata uang domestic
(negara perusahaan, tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini
juga dikenal sebagai risiko mata uang (currency risk ) atau risiko
nilai tukar (exchange rate risk).
h) Risiko Negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan
dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di
luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting
diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalutinggi.
2.3 Portofolio
Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktifa yang di
investasikan dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga.
Kombinasu aktiva tersebut bisa berupa aktiva rill, aktiva finansial ataupun
keduanya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal
biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Alasannya, dengan melakukan
kombinasi saham, pemodal bisa meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui
diversifikasi.
2.4 Risiko portofolio
Resiko portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut. Risiko yang dapat
diversifikasi. Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan
dengan membentuk potofolio. Istilah lain dari resiko ini adalah
risiko perusahan atau risiko spesifik atau risiko yang
tidak sistematik. Contoh : pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain,
penelitian yang tidak berhasil dan sebagainya. Risiko portofolio
(portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko
sekuritas tunggal.
Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata
tertimbang masing-masing sekuritas tunggal. Salah satu pengukur risiko
adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang
merupakan kuadrat dari deviasi standar. Konsep dari risiko portofolio
pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M. Markowitz di tahun
1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi di tahun 1990
untuk karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat
dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggala ke dalam bentuk
portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio
ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan
sempurna.
2.5 Analisis
Resiko Portofolio
Dalam manajemen
portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat
penambahan sekuritas kedalam portofolio. konsep ini mengatakan jika kita
menambahkan secara terus-menerus jenis sekuritas kedalam portofolio kita, maka
manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh akan semakin besar
sampai mencapai titik tertentu dimana manfaat pengurangan tersebut mulai
berkurang.
Konsep penurunan risiko
portofolio didasari asumsi bahwa retur-return bersifat independen. Dengan
asumsi bawha return sekuritas yang ada dalam portofolio tidak saling
mempengaruhi satu dengan yang lainya, risiko portofolio bisa diestimasi dengan
nilai deviasi standar populasi dibagi dengan akar dari n (jumlah sekuritas
dalam portofolio). rumus untuk menghitung deviasi standar portofolio bisa
dituliskan sebagai berikut ini. Contoh: misalnhya risiko setiap sekuritas sebesar 0,20, maka risko
portofolio akan menurun terus jika semakin banyak jumlah sekuritas yang
dimasukan kedalam portofolio. misalnya, jika kita memasukkan 100 saham dalam
portofolio tersebut maka risiko portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi
0,02.Semakin banyak jumlah saham yang dimasukan kedalam portofolio,
semakin besar manfaat pengurangan risiko. Beberapa hasil studi empiris tentang
jumlah saham dalam portofolio yang bisa mengurangi risiko telah dilakukan dan
menghasilkan rekomendasi bahwa untuk mengurangi risiko portofolio diperlukan sedikinya
antara 10-20 jenis saham.
2.6 Pengelolaan Risiko
Portofolio
Cara pengelolaha/manajemen risiko portofolio sabagai berikut :
1. Buat
Rencana Kerugian Yang Maksimal
Rencana kerugian maksimum yang mungkin terjadi adalah langkah pertama untuk
menghindari kehilangan sebagian besar portofolio. Bear Market dapat
menghancurkan portofolio untuk tahun-tahun mendatang. Banyak investor menyerah
begitu saja dan menghindari ekuitas setelah portofolio mereka hancur. Jika
memiliki rencana kerugian maksimum yang mungkin terjadi, hal itu dapat
menyebabkan investasi secara lebih konservatif. Dengan memaksimalkan rencana
kerugian bisa mudah mengambil risiko yang bijaksana dan sesuai dengan rencana
jangka panjang.
Penilaian harus menjadi pertimbangan utama dalam alokasi aset yang
dimiliki. Tidak masuk akal untuk memiliki alokasi aset tetap tanpa
memperhatikan penilaian aset tersebut. Alokasi aset adaptif harus digunakan
untuk manajemen/pengelolaan risiko portofolio.
2. Menerapkan
Alokasi Aset Taktis
Studi menunjukkan bahwa hampir 90% pengembalian investasi ditentukan oleh
alokasi aset portofolio. Namun kebanyakan panduan berorientasi nilai berfokus
pada pemilihan investasi individu. Menemukan investasi individu dengan margin
keamanan merupakan aspek penting dari investasi nilai.
Sederhananya, alokasi investasi adalah bagaimana cara membagi aset yang
dimiliki di antara kelas atau kelompok investasi yang berbeda. Alokasi aset
taktis memberi investor strategi dinamis yang menyesuaikan dengan penilaian
yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Alih-alih persentase tetap yang
ketat, maka memiliki fleksibilitas yang lebih besar karena dapat memilih dari
kisaran berdasarkan tingkat penilaian.
Tingkat penilaian yang berbeda memerlukan alokasi investasi yang berbeda
dari modal yang dimiliki. Salah satu konsep terpenting dalam berinvestasi
adalah berhati-hati atau bijaksana dengan harga yang dibayarkan. Ini tidak
mungkin dilakukan tanpa mengubah alokasi yang dimilik ke kategori aset setelah
mereka membuat perubahan harga yang besar.
Investor yang berorientasi pada nilai, ingin mengalokasikan lebih banyak ke
aset yang dihargai paling jauh di bawah nilai riil atau intrinsiknya. Aset yang
dihargai di atas nilai aslinya dapat dihindari atau diminimalkan sepenuhnya.
Kita tahu dari sejarah bahwa ketika valuasi tinggi, tingkat pengembalian jangka
panjang yang diharapkan (7 - 10 tahun) lebih rendah dari rata-rata. Tetapi
ketika penilaian rendah, tingkat pengembalian jangka panjang yang diharapkan
jauh lebih tinggi daripada rata-rata.
Kita hidup di era terbaik dalam sejarah untuk berinvestasi. Persaingan
telah mengurangi biaya transaksi pada investasi individu dan menghasilkan
sarana investasi baru (yaitu ETF). Hal ini memungkinkan investor untuk beralih
dari aset yang dinilai terlalu tinggi ke aset yang dinilai terlalu rendah
dengan relatif mudah. Tidak masuk akal lagi untuk mempertahankan posisi dalam
aset yang dinilai terlalu tinggi.
Alokasi aset taktis adalah cara yang efektif untuk manajemen/pengelolah
risiko portofolio. Selama periode waktu ketika aset investasi dinilai terlalu
tinggi, alokasi adaptif memungkinkan investor untuk meningkatkan posisi kas.
Uang tunai dapat membantu melindungi portofolio di bear market. Tapi tidak
dapat membeli dengan harga rendah dan menjual tinggi dengan mengalokasikan uang
ke aset yang mahal.
Pada saat yang sama, memiliki uang tunai yang tersedia saat valuasi pasar
rendah memberikan investor kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang
menguntungkan. Pikirkan betapa jauh lebih baik membeli lebih banyak ketika
harga rendah dan lebih sedikit ketika harga tidak menguntungkan.
3. Membutuhkan
Margin of Safety
Margin of safety adalah perbedaan antara nilai fundamental atau intrinsik
dan harga investasi Anda. “Harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa
yang Anda dapatkan. ” (Warren Buffett)
Semakin besar margin keamanan, semakin sedikit risiko yang asumsikan,
semakin besar potensi keuntungan, dan semakin tinggi persentase pendapatan
(yaitu hasil dividen). Margin keamanan menyisakan ruang untuk kesalahan
penilaian, kesalahan, atau kondisi buruk yang tidak terduga.
Menemukan penawaran tidak selalu cukup. Idealnya jik ingin mencari saham
dengan karakteristik perusahaan yang berkualitas: manajemen yang baik, neraca
yang kuat, inovasi, keunggulan kompetitif, pengembalian kepada pemegang saham,
stabilitas laba, dan operasi yang efisien. Ketika sebuah perusahaan kekurangan
kualitas, kita harus menganalisis kekurangan tersebut dan memperbaiki serta
menyesuaikan harga yang tersedia untuk dibayar dengan meningkatkan margin
keselamatan yang diperlukan.
Pastikan perusahaan memiliki satu atau lebih keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan, jika tidak, tawar-menawar yang bisa menjadi perangkap nilai.
Keunggulan kompetitif dapat menjadi aset, atribut, atau kemampuan utama
perusahaan yang sulit untuk ditiru. Ini bisa termasuk menjadi penyedia biaya
rendah, kekuatan harga, merek yang kuat, aset strategis, hambatan masuk,
mengadaptasi lini produk, diferensiasi produk, neraca yang kuat, atau manajemen
/ karyawan yang luar biasa.
4. Hindari
Volatilitas Portofolio
Volatilitas portofolio memiliki efek negatif yang besar pada pengembalian
jangka panjang. Jika memiliki pengembalian positif 50% dan pengembalian negatif
50%, rata-rata aritmatika adalah 0%. Maka akan kehilangan 25%, atau
seperempat, dari portofolio. Artinya, adanya kepentingan untuk menurunkan
volatilitas portofolio investasi dalam jangka panjang. The mathematics of
compounding membuatnya menarik untuk menghindari volatilitas sisi bawah.
Untuk menunjukkan bagaimana 3 portofolio dengan pengembalian rata-rata
aritmatika identik (yaitu 5%) dapat memberikan pengembalian total portofolio
yang berbeda, tergantung pada volatilitasnya. Portofolio yang lebih volatil
berkinerja buruk, portofolio yang lebih tidak stabil. Maka harus memahami
konsep ini untuk memahami mengapa perlu mengontrol volatilitas portofolio atau
menanggung akibatnya. Dua portofolio, dengan tingkat pengembalian rata-rata
yang sama dapat menghasilkan nilai portofolio yang sangat berbeda karena
volatilitas portofolio.
5. Pikirkan
kembali Horizon Waktu
Dalam jangka panjang, sebagian besar investor gagal karena mereka mencoba
mengungguli pasar dalam jangka waktu yang terlalu singkat. Berinvestasi adalah
maraton, bukan lari cepat. Mengurangi fokus pada kinerja jangka pendek dan
lebih menekankan pada strategi probabilitas tinggi yang menciptakan kekayaan
jangka panjang.
Memahami beberapa kebenaran sederhana tentang matematika dapat membantu
sukses dalam jangka panjang. Nilai Global AAAMP telah mengalahkan indeksnya
hanya 8 dari 20 tahun terakhir (2000 hingga 2019). Selama periode tersebut
portofolio telah mengungguli sebesar 27%. Menjadi masalah ketika mencoba
mengalahkan pasar dalam jangka pendek yang akan menyebabkan investasi terlalu
agresif saat harga mahal. Semakin mahal pasarnya, semakin besar penekanan pada
pelestarian modal. Yang paling penting adalah bagaimana kinerja portofolio
dalam jangka waktu yang lama. Cakrawala waktu yang terlalu singkat menyebabkan
investor fokus pada faktor selain valuasi dan melupakan prinsip investasi
mereka.
Yang terpenting adalah bagaimana kinerja portofolio selama seluruh jangka
waktu investasi. Kinerja jangka panjang membutuhkan solusi jangka panjang dan
penilaian harus menjadi penentu utama keputusan investasi Anda. Baik pasar
bullish dan bearish bergerak dalam siklus jangka panjang. Seorang investor akan
menemukan lebih banyak peluang (harga murah) di akhir pasar beruang dan di awal
pasar bullish. Oleh karena itu, nilai portofolio investor mungkin lebih tidak
stabil pada saat penawaran tersedia. Ini disebabkan karena harus lebih agresif
saat harga sedang murah.
Namun, akan ada lebih sedikit peluang (harga tawar-menawar) di akhir pasar
bullish dan awal pasar penurunan. Seorang investor harus memiliki portofolio
yang tidak muda berubah ketika harga investasi mahal. Karena harus menurunkan
volatilitas portofolio dan menjaga modal Anda saat harga investasi mahal.
2.7 Menerapkan Strategi
Manajemen/Pengelolaan Risiko Portofolio
Menerapkan Strategi Manajemen/Pengelolaan Risiko Portofolio sebagai
berikut:
- Fokus pada rencana kerugian maksimum yang mungkin
terjadi.
- Menerapkan alokasi aset adaptif.
- Membutuhkan margin keamanan dengan berfokus pada
penilaian dan harga serta mengendalikan emosi.
- Pahami bagaimana volatilitas menurunkan
pengembalian portofolio.
- Fokus pada jangka panjang, bukan jangka pendek
(jangka waktu yang tepat).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Pengelolaan pada dasarnya adalah pengendalian dan
pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk
atau penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
- Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara
return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin
besar kemungkinan perbedaannya, berarti seakin besar risiko investasi
tersebut.
- Portofolio diartikan sebagai serangkaian
kombinasi beberapa aktifa yang di investasikan dan dipegang oleh pemodal, baik
perorangan maupun lembaga.
- Resiko portofolio adalah varian return
sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Risiko yang dapat
diversifikasi.
- Cara pengelolahan/manajemen risiko portofolio
sabagai berikut :
1)
Buat Rencana Kerugian Yang Maksimal
2)
Menerapkan Alokasi Aset Taktis
3)
Membutuhkan Margin of Safety
4)
Hindari Volatilitas Portofolio
5)
Pikirkan kembali Horizon Waktu
- Menerapkan Strategi Manajemen/Pengelolaan Risiko Portofolio
1) Fokus pada rencana kerugian maksimum yang mungkin
terjadi.
2) Menerapkan alokasi aset adaptif.
3) Membutuhkan margin keamanan dengan berfokus pada
penilaian dan harga serta mengendalikan emosi.
4) Pahami bagaimana volatilitas menurunkan
pengembalian portofolio.
5) Fokus pada jangka panjang, bukan jangka pendek
(jangka waktu yang tepat).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.arborinvestmentplanner.com/5-portfolio-risk-management-strategies/
https://www.scribd.com/doc/150408757/Makalah-Manajemen-Portofolio
https://sugionomuslimin.wordpress.com/2010/11/05/konsep-pengelolaan-manajemen/#:~:text=Dari%20paparan%20di%20atas%2C%20maka,rangka%20mencapai%20tujuan%20organisasi%20tersebut.
https://notemuza.blogspot.com/2020/12/makalah-manajemen-portofolio-tentang.html
No comments:
Post a Comment