MAKALAH
Konsep Dasar Tindakan Keperawatan
“STERILISASI ALAT KESEHATAN”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : ......................................
NIM : ......................................
Kelas : ......................................
Guru Pembimbing : ......................................
UNIVERSITA/SEKOLAH TINGGI ILMU/SMK.....
TAHUN AJARAN 20...
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis,
sehingga terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Pelembang 07 September 2022
Penulis
Kelompok...............
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Sterilisasi
B. Tujuan Sterilisasi
C. Hal-Hal Yang Dilakukan Dalam
Sterilisasi
D. Jenis Peralatan Yang Dapat Disterilkan
E. Pelaksanaan Sterilisasi Alat Kesehatan
F. Metode Sterilisasi.
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi
bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik
untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.
Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan
desinfeksi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang
bertanggung jawab. Cara sterilisasi dan desinfeksi yang baru banyak
diperkenalkan, namun masih ada yang menggunakan cara- cara sterilisasi lama.
Berdasar dari hal tersebut diatas,
maka dibuatlah makalah
“Sterilisasi Alat Kesehatan” ini untuk memberikan pemahaman
kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara
sterilisasi umum.
Dari pemaparan latar belakang diatas
makalah rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud sterilisasi?
2.
Bagaimana tujuan dari
sterilisasi?
3.
Hal apa saja yang dilakukan dalam
sterilisasi?
4.
Bagaimana jenis peralatan yang
disterilkan?
5.
Bagaimana pelaksanaan steril alat
kesehatan?
6.
Bagaimana metode sterilisasi?
Tujuan dilakukan penulisan
makalah ini adalah
:
1.
Menambah
nilai untuk tugas yang diberikan
2.
Menambah wawasan penulis mengenai sterilisasi alat kesehatan.
A.
Definisi
Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangka mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh
atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung
dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein
atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut
sterilant.
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan
setempat oleh panas (kalor),
gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh
bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma.
Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi
kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis,
1999).
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya
untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
Adapun
tujuan dari sterilisasi adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
2.
Mencegah
peralatan cepat rusak
3.
Mencegah
terjadunya infeksi silang
4.
Menjamin kebersihan alat
5.
Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan
pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di
antaranya:
1. Sterilisator (alat untuk
mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
2. Peralatan yang akan di
sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan
jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
3. Penataan alat harus berprinsip
bahwa semua bagian dapat steril.
4. Tidak boleh menambah peralatan
dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
5. Memindahklan alat steril ke dalam
tempatnya dengan korentang steril
6. Saat mendinginkan alat steril
tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi
ulang.
Peralatan kesehatan yang dapat
distrilkan adalah sebagai berikut
1. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari bogam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan
lain-lain.
4. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
5. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari email, misalnya bengkok (nierbekken). baskom dan lain-lain.
6. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari plastik, misalnya selang infuse dan lain-lain.
8. Peralatan kesehatan yang terbuat
dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, dock operasi, baju, sprei, sarung
bantal dan lain-lain
1. Teknik sterilisasi alat kesehatan
dengan cara rebus Mensterikan Peralatan kesehatan dengan cara merebus didalam
air sampai mendidih ( 100 C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya
Peralatan kesehatan dari kogam, kaca dan karet.
2. Teknik sterilisasi alat kesehatan
dengan cara stoom
3. Mensterilkan Peralatan kesehatan
dengan uap panus didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu.
Misalnya alat temun, obat-obatan dan lain-lain. 3. Teknik sterilisasi alat
kesehatan dengan cara panas kering. Mensterikan Peralatan kesehatan dengan oven
dengan uap paris tinggi. Misalnya Peralatan kesehatan logam yang tajam
Peralatan kesehatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Teknik sterilisasi alat kesehatan
dengan cara menggunakan bahan kimia, Mensterikan Peralatan kesehatan dengan
menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya
untuk Peralatan kesehatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung
tangan, kateter, dan lain-lain
Ada dua cara dalam metode sterilisasi yang dikelompokkan
menjadi:
1. Metode fisik, yang meliputi:
a. Metode sterilisasi panas (kering basah) contohnya: Oven,
Incenerator, Dibakar, Direbus, Pasteurisasi Autoclave steam.
b.
Metode sterilisasi radiasi Contohnya: Ultra Violet (UV),
Sinar Gama. 3. Metode sterilisasi filtrasi
2. Metode kimia, antara lain:
a.
Metoda sterilisasi dingin (perendaman). Contohnya: Filter
(HEPA).
b.
Metoda sterilisasi gas.
1)
Sterilisasi Secara Fisik, terdiri dari
a.
Metode Pemurusan basah
Pemanasan basah adalah sterilisasi paras yang digunakan
bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121°C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Selain
itu, autoklaf juga dapat diterapkan pada suhu 134°C selama 3 ment, 126°C selama
10 menit, dan 115°C selama 25 menit. Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik
atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi
protein, termasuk enzim-enzim didalam sel (Fardiaz 1992).
b.
Metode pemanasan secara kering
Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang
efisien dan membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk
sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka tidak ada panas
laten (Hadioetomo, 1985). Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi sel dan
oksidasi komponen-komponen di dalam sel (Fardinz, 1992).
Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap
air yang membasahi bahan atau alat yang disterikan, selain itu peralatan yang
digunakan untuk sterilisasi up kering lebih murah dibandingkan ump basah (Lay
dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi
alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180°C
selamu 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz 1992).
c.
Metode Pemanasan bertahap
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia
tahan terhadap ap 100°C (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap
(tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan
uap selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi
diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergeminasi
menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya
(Fardiaz, 1992).
d. Metode incineration (pembakaran langsung).
Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat
dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga
mencapai inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini
alat-alat tersebut lama kelaman menjadi nusak. Keurtungannya: mikroorganisme
akan hancur semuanya.
e. Metode Perebusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap
air pada suhu 100°C selama beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel
vegetatif dimatikan, sedang spora belum dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo,
1992). Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap sahu perebusan ini, misalnya
Clostridium perfringens dan Clostridium botulinum tetap hidup meskipun direbus
selama beberapa jam (Lay dan Hastowo, 1992)
f. Metode penyaringan (filtration)
Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada
suhu kamar. Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang peka
terhadap panas misalnya serum, urea dan enzim (Lay dan hustowo, 1992). Dengan
cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan dari semn organisme hidup
dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian
kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya,
sedangkan filtratnya ditampung didalam wadah yang steril (Hadioetomo,1985).
Namun demikian, virus tidak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh
karena itu setelah penyaringan, medium masih perlu dipanasi dalim autoklaf,
meskipun tidak selama 15 menit dan dengan suhu 121°C.
g.
Metode Radiasi ionisasi
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi
yang jauh lebih tinggi dari pada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai
daya desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah
sinur gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992). Radiasi dengan
smar gama dapat menyebabkan ion bersifat hiperaktif (Lay dan Hastowo, 1992).
h. Metode Radiasi sinar ultra violet
Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek
memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi
oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Kenakan
tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas yang mempunyai gelombang
yang lebih panjang (Lay dan Hastowo, 1992).
2)
Metode kimia
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak
bila disterilkan pada suhu yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan
gas. Bahan kimia yang sering digunakan antara lain:
a. Alkohol daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein Cairan
alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang
lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
b. Khlor. Gas khkor dengan air akan menghasilkan ion
hipokloride yang akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel nusak dan
terjadi aktivasi enzim .
c. Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin,
suatu asam amino dalam envim atau protein mikroorganisme. Antiseptik berbasis
iodam tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi, karena
dapat meninggalkan noda.
d. Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh
untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkatan dengan
amino dalam protein mikrobia. Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan
tingkat kelembaban relative sekitar 70%. Formaldehide biasa dijual dalam bentuk
polimer padat paraformaldehide dalam bentuk flakes atau tablet atau dalam
bentuk formalin.
e. Gharaklehide, bahan ini bersifat non korosif dan bekerja
lebih cepat daripada formaldehid, hanya diperlukan beberapa jam untuk membunuh
bakteri. Bahan ini aktif melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang
mengandung lipid maupun yang tidak.
f. Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk
mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.
g. Natrium diklorososianurat, bahan ini berbentuk bubuk,
berisi 60% klor. Diterapkan pada tumpahan darah atau cairan yang bersifat
memiliki bahuya biologi lain selama 10 menit baru kemudian dilanjutkan dengan
pembersihan yang lebih lanjut.
h. Kloramina, bahan ini berbentuk serbuk berisi 25% klor,
dan hamper tidak berbau. Bahan ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air
pada minuman. Ketika digunakan pada konsentrasi akhir dengan hanya mengandung
1-2 mg/L. Klor
i. Klor dioksida, bahan ini adalah sebuah germisila kuat dan
bekerja secara cepat. Bahan aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam
klorida dengan natrium hipoklorit.
j. Senyawa fenolik, senyawa ini aktif melawan bakteri
vegetatif dan virus lipid, namun tidak aktif dalam melawan spora. Senyawa ini
biasanya berupa Triklosan dan Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai
antiseptik.
k. Senyawa Amonium Kuartener, banyak digunakan sebagai
campuran dan juga dikombinasikan dengan germisida hin, seperti alkohol.
l. Hidrogen peroksida dan peracis, merupakan oksidan kuat
dan gemisida efektif yang herspektrum has. Bahan ini dinilai lebih aman bagi
manusia dan lingkuman daripada klor.
Sterilisasi adalah suatu proses mematikan segala bentuk
kehidupan mikro organisme yang ada dalam contoh, peralatan-peralatan atau
lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering
dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil
agar mencapai tujuan meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya
untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
Tujuan dilakukan sterilisasi alat kedokteran atau alat
kesehatan adalah demi keamanan dan kenyamanan bagi pihak dokter maupun pasien
pada penggunaan alat kedokteran selama proses tindakan medis agar tidak terjadi
infeksi atau penularan bakteri, virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan
alat kedokteran sebelumnya.
Demikian pemaparan makalah manajemen ini oleh penulis.
Penulis sadar masih ada kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu, penulis
berharap kepada pembaca bersedia memberikan saran maupun kritik kepada penulis
mengenai makalah ini. Meskipun demikian, penulis berharap makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. rgm_aisyah’s blog.
“Metode Sterilisasi”. Dikutip Tanggal 7 September 2022. https://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi/
Anonymous. 2022. Note Muza. "Makalah Konsep Dasar Tindakan Keperawatan Tentang "SteriIisasi Alat Kesehatan". Dikutip Tanggal 8 September 2022. https://notemuza.blogspot.com/2022/09/makalah-konsep-dasar-tindakan.html
Amelia, 2014.
“Makalah Mikrobiologi Peranan Sterilisasi Dalam Bidang Kebidanan”. Muna.
Yayasan Pendidikan Sawite.
Hermawati, Rosita. Dkk. 2014.
“Makalah Study BPM Kebidanan Dasar I Tentang Sterilisasi Alat-Alat Kesehatan”.
Purwokerto. STIKES Harapan Bangsa Purwokerto.
Ma’at, Suprapto. Sterilisasi dan Disinfeksi. Airlangga.
Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2009.
Rinigianti, 2014. “Makalah Sterilisasi Alat Kesehatan Di
BPM”. Purwokerto. STIKES Harapan Bangsa
Purwokerto.
No comments:
Post a Comment