Biarkan kata-kata aneh terbentuk, hanya menuangkan semuanya disini karna itu didalam pikirku

Wednesday, September 7, 2022

Makalah Konsep Dasar Tindakan Keperawatan Tentang "SteriIisasi Alat Kesehatan"

MAKALAH
Konsep Dasar Tindakan Keperawatan
“STERILISASI ALAT KESEHATAN


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
 
Nama                         : ......................................
NIM                           : ......................................
Kelas                          : ......................................
Guru Pembimbing   : ......................................
 
 

UNIVERSITA/SEKOLAH TINGGI ILMU/SMK.....

TAHUN AJARAN 20...



 
Bismillahirrahmanirrahiim.
 
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
 
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, sehingga terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
 
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
 
Pelembang 07 September 2022
Penulis
 
 
 
Kelompok...............

 


HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
 
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A.       Latar Belakang
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Penulisan
 
BAB II : PEMBAHASAN... 2
A.       Definisi Sterilisasi
B.       Tujuan Sterilisasi
C.       Hal-Hal Yang Dilakukan Dalam Sterilisasi
D.       Jenis Peralatan Yang Dapat Disterilkan
E.       Pelaksanaan Sterilisasi Alat Kesehatan
F.        Metode Sterilisasi.
 
BAB III : PENUTUP.. 8
A.       Kesimpulan
B.       Saran
 
DAFTAR PUSTAKA
 

 
 
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.
Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih ada yang menggunakan cara- cara sterilisasi lama.
Berdasar dari hal tersebut diatas, maka dibuatlah makalah “Sterilisasi Alat Kesehatan” ini untuk memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara sterilisasi umum.
 
Dari pemaparan latar belakang diatas makalah rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Apa yang dimaksud sterilisasi?
2.         Bagaimana tujuan dari sterilisasi?
3.         Hal apa saja yang dilakukan dalam sterilisasi?
4.         Bagaimana jenis peralatan yang disterilkan?
5.         Bagaimana pelaksanaan steril alat kesehatan?
6.         Bagaimana metode sterilisasi?
 
Tujuan dilakukan penulisan makalah ini adalah :
1.        Menambah nilai untuk tugas yang diberikan
2.        Menambah wawasan penulis mengenai sterilisasi alat kesehatan.

 

 
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangka mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant.
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
 
Adapun tujuan dari sterilisasi adalah sebagai berikut :
1.        Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
2.        Mencegah peralatan cepat rusak
3.        Mencegah terjadunya infeksi silang
4.        Menjamin kebersihan alat
5.        Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien.
                       
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
1.       Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
2.       Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
3.       Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
4.       Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
5.       Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
6.       Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
 
Peralatan kesehatan yang dapat distrilkan adalah sebagai berikut
1.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari bogam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
4.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
5.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken). baskom dan lain-lain.
6.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya selang infuse dan lain-lain.
8.       Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, dock operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain
 
1.       Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara rebus Mensterikan Peralatan kesehatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih ( 100 C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya Peralatan kesehatan dari kogam, kaca dan karet.
2.       Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara stoom
3.       Mensterilkan Peralatan kesehatan dengan uap panus didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat temun, obat-obatan dan lain-lain. 3. Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara panas kering. Mensterikan Peralatan kesehatan dengan oven dengan uap paris tinggi. Misalnya Peralatan kesehatan logam yang tajam Peralatan kesehatan dari kaca dan obat tertentu.
4.       Teknik sterilisasi alat kesehatan dengan cara menggunakan bahan kimia, Mensterikan Peralatan kesehatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk Peralatan kesehatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain
 
Ada dua cara dalam metode sterilisasi yang dikelompokkan menjadi:
1.       Metode fisik, yang meliputi:
a.        Metode sterilisasi panas (kering basah) contohnya: Oven, Incenerator, Dibakar, Direbus, Pasteurisasi Autoclave steam.
b.        Metode sterilisasi radiasi Contohnya: Ultra Violet (UV), Sinar Gama. 3. Metode sterilisasi filtrasi
 
2.       Metode kimia, antara lain:
a.         Metoda sterilisasi dingin (perendaman). Contohnya: Filter (HEPA).
b.        Metoda sterilisasi gas.
 
1)       Sterilisasi Secara Fisik, terdiri dari
a.         Metode Pemurusan basah
Pemanasan basah adalah sterilisasi paras yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121°C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Selain itu, autoklaf juga dapat diterapkan pada suhu 134°C selama 3 ment, 126°C selama 10 menit, dan 115°C selama 25 menit. Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel (Fardiaz 1992).
 
b.        Metode pemanasan secara kering
Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka tidak ada panas laten (Hadioetomo, 1985). Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi sel dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel (Fardinz, 1992).
Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterikan, selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi up kering lebih murah dibandingkan ump basah (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180°C selamu 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz 1992).
c.         Metode Pemanasan bertahap
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap ap 100°C (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergeminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya (Fardiaz, 1992).
d.       Metode incineration (pembakaran langsung).
Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini alat-alat tersebut lama kelaman menjadi nusak. Keurtungannya: mikroorganisme akan hancur semuanya.
e.       Metode Perebusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu 100°C selama beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang spora belum dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992). Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap sahu perebusan ini, misalnya Clostridium perfringens dan Clostridium botulinum tetap hidup meskipun direbus selama beberapa jam (Lay dan Hastowo, 1992)
f.        Metode penyaringan (filtration)
Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar. Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas misalnya serum, urea dan enzim (Lay dan hustowo, 1992). Dengan cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan dari semn organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung didalam wadah yang steril (Hadioetomo,1985). Namun demikian, virus tidak dapat terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu setelah penyaringan, medium masih perlu dipanasi dalim autoklaf, meskipun tidak selama 15 menit dan dengan suhu 121°C.
g.        Metode Radiasi ionisasi
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi dari pada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinur gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992). Radiasi dengan smar gama dapat menyebabkan ion bersifat hiperaktif (Lay dan Hastowo, 1992).
h.       Metode Radiasi sinar ultra violet
Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Kenakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas yang mempunyai gelombang yang lebih panjang (Lay dan Hastowo, 1992).
 
2)        Metode kimia
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang sering digunakan antara lain:
a.        Alkohol daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein Cairan alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
b.       Khlor. Gas khkor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel nusak dan terjadi aktivasi enzim .
c.       Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam envim atau protein mikroorganisme. Antiseptik berbasis iodam tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi, karena dapat meninggalkan noda.
d.       Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkatan dengan amino dalam protein mikrobia. Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan tingkat kelembaban relative sekitar 70%. Formaldehide biasa dijual dalam bentuk polimer padat paraformaldehide dalam bentuk flakes atau tablet atau dalam bentuk formalin.
e.       Gharaklehide, bahan ini bersifat non korosif dan bekerja lebih cepat daripada formaldehid, hanya diperlukan beberapa jam untuk membunuh bakteri. Bahan ini aktif melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang mengandung lipid maupun yang tidak.
f.        Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.
g.       Natrium diklorososianurat, bahan ini berbentuk bubuk, berisi 60% klor. Diterapkan pada tumpahan darah atau cairan yang bersifat memiliki bahuya biologi lain selama 10 menit baru kemudian dilanjutkan dengan pembersihan yang lebih lanjut.
h.       Kloramina, bahan ini berbentuk serbuk berisi 25% klor, dan hamper tidak berbau. Bahan ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air pada minuman. Ketika digunakan pada konsentrasi akhir dengan hanya mengandung 1-2 mg/L. Klor
i.        Klor dioksida, bahan ini adalah sebuah germisila kuat dan bekerja secara cepat. Bahan aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam klorida dengan natrium hipoklorit.
j.        Senyawa fenolik, senyawa ini aktif melawan bakteri vegetatif dan virus lipid, namun tidak aktif dalam melawan spora. Senyawa ini biasanya berupa Triklosan dan Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai antiseptik.
k.       Senyawa Amonium Kuartener, banyak digunakan sebagai campuran dan juga dikombinasikan dengan germisida hin, seperti alkohol.
l.        Hidrogen peroksida dan peracis, merupakan oksidan kuat dan gemisida efektif yang herspektrum has. Bahan ini dinilai lebih aman bagi manusia dan lingkuman daripada klor.


 
 
Sterilisasi adalah suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam contoh, peralatan-peralatan atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
Tujuan dilakukan sterilisasi alat kedokteran atau alat kesehatan adalah demi keamanan dan kenyamanan bagi pihak dokter maupun pasien pada penggunaan alat kedokteran selama proses tindakan medis agar tidak terjadi infeksi atau penularan bakteri, virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan alat kedokteran sebelumnya.
 
Demikian pemaparan makalah manajemen ini oleh penulis. Penulis sadar masih ada kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu, penulis berharap kepada pembaca bersedia memberikan saran maupun kritik kepada penulis mengenai makalah ini. Meskipun demikian, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.


 
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. rgm_aisyah’s blog. “Metode Sterilisasi”. Dikutip Tanggal 7 September 2022. https://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi/
Anonymous. 2022. Note Muza. "Makalah Konsep Dasar Tindakan Keperawatan Tentang "SteriIisasi Alat Kesehatan". Dikutip Tanggal 8 September 2022. https://notemuza.blogspot.com/2022/09/makalah-konsep-dasar-tindakan.html
Amelia, 2014. “Makalah Mikrobiologi Peranan Sterilisasi Dalam Bidang Kebidanan”. Muna. Yayasan Pendidikan Sawite.
Hermawati, Rosita. Dkk. 2014. “Makalah Study BPM Kebidanan Dasar I Tentang Sterilisasi Alat-Alat Kesehatan”. Purwokerto. STIKES Harapan Bangsa Purwokerto.
Ma’at, Suprapto. Sterilisasi dan Disinfeksi. Airlangga.
Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2009.
Rinigianti, 2014. “Makalah Sterilisasi Alat Kesehatan Di BPM”. Purwokerto. STIKES Harapan Bangsa Purwokerto.

No comments:

Post a Comment