MAKALAH
“Tauhid Teknologi”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama :
............................
NIM :
............................
Dosen Pembimbing : .........................
UNIVERSITAS / SEKOLAH TINGGI ILMU ........................
JURUSAN ......................
FAKULTAS ..............................
TAHUN AJARAN 2020KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ............................ ini dengan sebuah pembahasan
tentang “TAUHID TEKNOLOGI”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah ........................ yang terhormat Bapak/Ibu. dimana
atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat serta referensi pembelajaran maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Palembang, ...................... 20.....
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Tauhid
2.2 Konsep Teknologi
2.3 Hubungan Antara Sains dan Teknologi dengan Tauhid Dalam Perspektif
Islam.
2.4 Pandangan Islam tentang Sains dan Teknologi
2.5 Integrasi Ayat-Ayat Al-Quran dengan Sains dan Teknologi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan manusia diperoleh dari dua arah, yaitu dari atas dan dari bawah. Dari atas maksudnya dari wahyu yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, sedangkan dari bawah maksudnya dari realitas yang ada di alam ini melalui pengamatan, pendengaran, perasaan, dan pengalaman. Wahyu yang mengandung pengetahuan yang tak terhingga, yang tak pernah habis dikaji sekalipun manusia melakukan pengkajian sepanjang sejarah kehidupannya.
Tanda-tanda ada-Nya Tuhan, memang dapat dikenali akal melalui fenomena alam ini, tetapi siapa Tuhan itu, bagaimana Tuhan itu, dan apa yang harus manusia lakukan kepada Tuhannya, adalah persoalan pelik yang tidak mungkin diketahui secara pasti oleh akal manusia. Itulah sebabnya Allah mengajarkan kepada manusia tentang apa yang tidak diketahuinya, sedangkan pengetahuan itu diperlukan manusia dalam hidupnya.
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, manusia hanyalah subyek yang menemukan, mengolah, dan merumuskan sehingga lahir sebuah teori. Manusia bukanlah pencipta, atau pembuat dari tidak ada menjadi ada. Sekecil dan sesederhana apapun ilmu pengetahuan itu, sumbernya tetap dari Alla SWT. Karena itu manusia dilarang menyembongkan diri, seakan-akan dialah yang menghasilkan ilmu itu tanpa campur tangan Allah. Manusia dilarang mengingkari ayat-ayat, bukti-bukti kebenaran yang Allah tunjukan kepada manusia itu.
Ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, baik tentang manusia atau alam secara keseluruhan, hanyalah merumuskan hukum-hukum, prinsip-prinsip yang telah ada di alam, yang oleh Allah di dalam al-Qur’an disebut “Sunnatullah”. Dari hukum dan prinsip yang ada di alam itu para ilmuwan mengembangkan teori. Apabila kini orang mengatakan ilmu pengetahuan dan juga teknologinya sudah maju dengan pesat, sudah mencapai tingkat yang sangat mengagumkan, kita tidak dapat membuat kalkulasi berapa persen pengetahuan yang telah mampu digali oleh manusia dari pengetahuan yang Allah turunkan dalam bentuk wahyu dan dalam bentuk sunnatullah. Manusia tidak dapat membuat prediksi kandungan pengetahuan di alam ini. Setiap masa, ilmuwan selalu menghasilkan penemuan-penemuan baru diberbagai bidang, diberbagai disiplin ilmu.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari alam ini, Allah memerintahkan agar kita selalu menggalinya, melakukan perjalanan, pengamatan, penelitian. Namun dalam malakukan hal tersebut, kita tetap harus selalu mengaitkannya dengan sumber ilmu pengetahuan dari Allah yaitu Al-Qur’an. Hal ini berkaitan dengan pandangan ilmu tauhid dalam penggalian ilmu pengetahuan yang ada di alam ini. Sehingga dalam penemuannya, ilmu pengetahuan yang baru tetap pada batasan ketauhidan dalam Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1) Apa Pengertian dari tauhid dan ilmu pengetahuan/sains dan teknologi?
2) Bagaimanakah hubungan sains dan teknologi dengan ketauhidan?
3) Bagaimanakah pandangan islam tentang teknologi?
4) Apa saja integrasi ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai sains dan teknologi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui konsep mengenai Tauhid dan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi.
2) Mengetahui hubungan antara sains dan teknologi dengan ketauhidan.
3) Mengetahui pandangan islam tentang sains dan teknologi.
4) Mengetahui integrasi ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai sains dan teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Tauhid
Tuhan
adalah sesuatu yang dianggap penting oleh manusia sedemikian rupa sehingga
manusia merelakan dirinya menyembahnya. Arti dari dianggap penting merupakan
pengertian luas yang mencakup didalamnya yang dipuja, diagungkan, diharapkan
dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu yang
mendatangkan kerugian atau bahaya.
Tauhid
berasal dari kata ’’ wahada – yuwahhidu’’ yang berarti menjadikan sesuatu
tunggal. Tauhid adalah konsep yang mengesakan Allah, tuhan yang tiada sekutu
baginya yang memiliki segala sifat kesempurnaan, kesucian, kebesaran dan
keadilan. Dalam konsep ketuhanan islam Tuhan merupakan zat yang tunggal dalam
wujud, kesempurnaann, kemuliaan dan keagungan.
Kesaan
Tuhan merupkan syarat yang absolut dalam konsep ketuhanan islam. Otoritas
ontologis tertinggi berada pada zat Tuhan, sehinngga tak satupun ada yang
menyamai tuhan. Hal ini sesuai dengan iplementasi dari makna dua kalimat syahadat
yang menagatakan bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan
NYA. Sesuai dengan Q.S An-nahl ayat 2 yang berarti “ Tuhanmu adalah satu”.
Tauhid
dapat berarti keyakinan atas realitas tunggal, tanpa ada sekutu baginya dalam
zat, sifat dan pernuatanNYA serta tidak ada yang menyamainya. Tauhid merupakan
konsep dasar agama samawi yang artinya semua nabi dan rasul yang diutus Allah
mereka semua membawa ajaran Tauhid. Hal ini sesuai dengan Q.S Al-anbiya ayat ke
25 yang artinya ”Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu misalkan
kami wahyukan kepadanya. “Bahwasannya tidak ada tuhan selain Aku , maka
sembahlah olehmu kalian akan Aku.”
Pembagian
tauhid secara teoristis dan praktis .tauhid teoritis meliputi tauhid zat,
tauhid sifat dan tauhid perbuatan. Sedangkan tauhid praktis adalah tauhid
ibadah dan merupakan aktualisasi dari tauhid teoristis, sehingga keduanya
merupakan satu- kesatuan yang tak dapat terpisahkan. Tauhid teoristis:
« Tauhid Zat
Mengetahui
bahwa Allah adalah Esa dalam zatnya. Dia adalah wujud yang maha kaya yang tidak
bergantung pada apapun dan siapa pun. Malah setiap sesuatu yang bergantung
kepada-NYA.
« Tauhid Sifat
Mengetahui
bahwa zatnya adalah sifat-sifat-NYA sendiri. Berbagai sifatnya tidak terpisah
satu sama lain, dengan demikian tauhid sifat adalah menafikan adanya adanya
pluralitas dari zat itu sendiri.
« Tauhid Perbuatan
Bahwa alam raya dan
segala sistemnya merupakan perbuatan dan karya-NYA dan timbul dari kehendak-NYA
oleh karena itu segala yang ada pada alam raya ini hakekatnya tidak mandiri
dalam konteks sebab akibat apapun tetapi ada yang menciptakannya. Dari konsep
ini dapat ditegaskan bahwa keyakinan manusia dan makhluk lainnya untuk dapat
berbuat dengan kehendak-NYA secara murni dan mandiri merupakan keyakinan akan
adanya sekutu bagi Allah baik dari segi Zat-NYA maupun Perbuatan-NYA.
Pengetahuan tentang keesaan Allah baik dari segi
Zatnya, sifat-sifatnya, dan Perbuatannya, tauhid ibadah adalah ketaatan hanya
ditunjukan kepada Allah semata. Hidup atau mati, setiap gerak dan diam atau
semua aktifitas hanya ditunjukan kepada Allah. Tauhid praktis adalah
sesungguhnya ibadah kepada Allah yaitu menjalankan segala perintah-NYA dan
menjauhi segala larangan-NYA demi mencapai pensucian dan pengagungan kepada
Allah.
Tauhid uluhiyyah digambarkan dalam kalimat “ la
ilah illah Allah” yang berarti tiada tuhan selain Allah. Kata ilah mengandung
makna pokok yang disembah. Dengan demikian makna kata la ilah illah allah
adalah tidak ada tuhan yang disembah selain Allah. Penggunaan kata ilah pada
Al-Quran lebih banyak menujuk makna penguasa, pengatur alam semesta dan dalam
genggaman-NYA lah segala sesuatu.
Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah
adalah meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar, diantara
konsekuensi dari pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan
maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.2
Konsep Teknologi
Dalam
kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis,
sedang orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis. Karena
keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Istilah
teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi
merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia. Meskipun
pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik, obyektif dan netral,bdalam
situasi tertentu teknologi tidak netral karena memiliki potensi untuk merusak
potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi
dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia,
juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan
sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia dan atau digunakan untuk kehancuran
manusia itu sendiri.
Dalam
pemikiran sekuler, perennial knowledge yang bersumber dari wahyu Allah tidak
diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan antara wahyu dengan akal,
agama dipertentangkan dengan ilmu. Sedangkan dalam ajaran Islam wahyu dan akal,
agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. Memang demikian
adanya karena hakikat agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.
2.3
Hubungan Antara Sains dan Teknologi
dengan Tauhid Dalam Perspektif Islam.
Sains
Islam merupakan keseluruhan dari matematika dan ilmu-ilmu alam, termasuk
psikologi dan sains-sains kognitif, yang tumbuh dalam kebudayaan dan peradaban
Islam selama lebih dari satu millenium, dimulai sejak abad ketiga Islam. Sains
Islam bersifat ilmiah sekaligus religius dalam pengertian bahwa ia secara sadar
didasarkan pada prinsip-prinsip metafisik, kosmologis, epitemologis, etis dan
prinsip moral Islam. Namun, hal fundamental yang kemudian menarik ditelaah
sebagai konsekuensi logis dari ajaran tauhid adalah perkembangan sains,
sebagaimana pernah terjadi dalam sejarah Islam selama kurun waktu abad ke-7
hingga abad ke-13. dengan berpijak pada perspektif tauhid, dinamika
perkembangan Islam selama kurun waktu tersebut benar-benar diwarnai oleh
besarnya perhatian terhadap sains. Bagaimana ajaran tauhid memiliki hubungan
yang niscaya dengan perkembangan dan kemajuan sains, semuanya kembali pada
hakikat tauhid itu sendiri. Melalui kalimat tauhid ini, semua bentuk dan jenis
kekuasaan apa pun dimuka bumi haruslah dinegasikan. Hanya allah, tuhan yang
memiliki kekuasaan yang mutlak, selain-Nya bersifat nisbi.
Tauhid
sebagai landasan pijak pengembangan sains dapat dilacak geneologinya pada
terbentuknya konsepsi tentang Tuhan dalam pengertian yang spesifik. Bahwa Tuhan
adalah pengetahuan tentang alam semesta sebagai salah satu efek tindak kreatif
Ilahi. Berilmu pengetahuan menurut Islam lalu sama dan sebangun maknanya dengan:
1. Menyatakan ketertundukan pada tauhid.
2. Elaborasi pemahaman secara saitifik terhadap
dimensi-dimensi kosmik alam semesta.
Itulah mengapa, Al Qur’an kemudian berperan
sebagai sumber intelektualitas dan spiritualitas Islam.
Gagasan keterpaduan ini bahkan merupakan
konskuensi dari gagasan keterpaduan semua jenis pengetahuan. Jadi, sains dalam
Islam adalah sains yang berkonsepkan tauhid. Sains dalam Islam yang tunduk
kepada prinsip-prinsip yang ditetapkan Allah melalui rasulnya. Sains dalam
Islam tunduk kepada Al-Quran. Tauhid sebagai sumber kelahiran sains memiliki
makna yang dalam untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran akibat kemajuan
sains itu sendiri.
Jadi dari sini dapat kita tarik bahwa hubungan
antara sains dalam perspektif Islam yaitu Islam memberi kebebasan kepada para
sainistik untuk mengkaji. Sains Islam menjadikan wahyu sebagai sumber rujukan
yang tertinggi. Dalam etika yang lain, dalam Islam, wahyu mengatasi akal karena
wahyu datang dari pada kuasa tanpa batas sedangkan akal terbatas, dan sains
tidak boleh mengatasi wahyu. Oleh karena itu, sains dalam Islam adalah sains
yang berkonsepkan tauhid. Sains dalam Islam tunduk kepada prinsip-prinsip yang
ditetapkan Allah melalui rasulnya. Sains dalam Islam tunduk kepada Al-Quran.
Maka antara wahyu Allah dan ilmu dapat bertemu dan ilmu dapat mendukung
kebenaran wahyu, perpaduan kedua unsur ini adalah ajaran islam.
Melalui prinsip pertama (tauhid), ilmu
pengetahuan tidaklah dimanfaatkan pada praktis, tetapi juga dimanfaatkan untuk
memahami eksistensi yang hakiki dari alam dan manusia. Ilmu pengetahuan terus
dikembangkan dengan tetap berpegang bahwa Allah swt adalah sumber dari segala
sumber ilmu pengetahuan. Dengan itu, ilmu pengetahuan selalu mengantarkan umat
pada peningkatan keimanan. Menjadikan alam dan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, kedua sumber ilmu pengetahuan, baik ayat kauniyah
maupun ayat qouliyah memiliki posisi yang penting dalam mencapai kebenaran.
Prinsip ini menopang prinsip kedua, karena ayat-ayat Allah selalu benar
sehingga tidak ada kontradiksi antara keduanya. Jika belum terjadi
ketidaksesuaian, maka kesalahan terletak pada manusia dalam memformulasikan
ayat kauniyah atau dalam melakukan interpretasi ayat qouliyah. Bukan pada
ayat-ayat itu sendiri.
2.4
Pandangan Islam tentang Sains
dan Teknologi
Kemajuan
Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah dikuasai peradaban Barat,
kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek
modern tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian meniru-niru dalam gaya
hidup tanpa diseleksi terlebih dulu terhadap segala dampak negatif dimasa
mendatang atau krisis multidimensional yang diakibatkannya. Islam tidak
menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap
barang-barang produk teknologi baik dimasa lampau, sekarang maupun yang akan
datang.
Dalam
pandangan Islam, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala
apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika
terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yang
sempit. Adapun peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk
teknologi canggih seperti televise, video, alat-alat komunikasi dan
barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap
orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung
jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi tanggung jawab manusia yang
menggunakan dan mengopersionalkannya.
Produk
iptek ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat
dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala digunakannya untuk
mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Islam tidak menghambat kemajuan
Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori
pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisa-analisa yang
teliti, obyekitf dan tidak bertentangan dengan dasar Al-Qur`an.
2.5
Integrasi Ayat-Ayat Al-Quran
dengan Sains dan Teknologi
Al-Quran sebagai petunjuk/pedoman hidup manusia, mengajarkan dasar-dasar
dan mengarahkan perkembangan Sains dan teknologi menuju muaranya yang hakiki untuk
menuntun manusia akan jalur-jalur riset yang perlu ditempuh, sehingga manusia
memperoleh hasil yang benar. Di sini fungsi Al-Quran memberikan kecerahan pada
akal manusia, sehingga manusia merasa lapang di hadapan Allah yang Maha Luas.
Kebenaran hasil riset ini dapat diukur dari kesesuaian antara akal dengan naql.
Kerja akal yang sesuai dengan naql ini dapat dikategorikan sebagai ibadah
kepada Allah SWT dan sekaligus turut mengisi definisi ijtihad dalam arti umum
yang memiliki nilai yang sangat besar.
Oleh sebab itu, usaha terus menerus untuk mengkaji Al-Quran perlu
dilakukan dan bahkan hukumnya menjadi fardlu 'ain bagi setiap ilmuwan yang akan
meriset terhadap alam semesta, menciptakan produk teknologi merupakan hasil
kerja dari orang-orang yang taat kepada tata tertib al-Quran. Orang yang tak
beriman akan mengagungkan teknologi, bersikap arogan dan jika diteruskan akan
bermuara kepada penuhanan kepada diri sendiri. Jelaslah bahwa hasil teknologi
yang demikian itu tidak dapat dimasukkan dalam wilayah ibadah kepada Allah SWT.
Firman Allah dalam surat al-A'raf (7) ayat 146:
“Aku akan
memalingkan orang-orang yang memalingkan diri di muka bumi tanpa alasan yang
benar dari ayat-ayat-Ku”.
Berikut ini beberapa integrasi ayat-ayat
al-Quran dalam ilmu Sains dan Teknologi:
« QS. Ar-Rad ayat 12 (Kilat)
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu
untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.” (QS
13:12)
« QS. Al-Mu’minun ayat 14 (Embriologi)
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." – (QS.23:14)
« QS. Al-Haj ayat 65 (Gravitasi)
Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah
menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan
dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi,
melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang kepada Manusia. (QS 22:65)
« QS. Al-Baqarah ayat 164 (meteorologi &
geofisika)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS 2:164)
« QS. An-Nur ayat 45 (Binatang)
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan
dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS 24:45)
« QS. Al-Jathiah ayat 12 (Perkapalan)
“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu
supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu
dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS 45:12)
« QS. An-Nahl ayat 14 (Perikanan)
Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat
bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS 16:14)
« QS. An-Nahl ayat 69 (Obat-obatan)
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan. (QS 16:69)
« QS. Al-Maaidah ayat 96 (Biologi Laut: Bangkainya
pun halal)
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan
makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang
buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang
kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. (QS 5:96)
« QS. Al-An'aam ayat 97 (Astrologi)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tauhid
dapat berarti keyakinan atas relitas tunggal, tanpa ada sekutu baginya dalam
zat, sifat dan pernuatanNYA serta tidak ada yang menyamainya. Tauhid merupakan
konsep dasar agama samawi yang artinya semua nabi dan rasul yang diutus Allah
mereka semua membawa ajaran Tauhid. Seorang Ilmuwan muslim harus memposisikan
Alquran sebagai petunjuk dan motivasi untuk menemukan dan mengembangkan sains
dan teknologi dengan ilmiah, benar dan baik.
Melalui
prinsip pertama (tauhid), ilmu pengetahuan tidak hanya dimanfaatkan pada
praktis, tetapi juga dimanfaatkan untuk memahami eksistensi yang hakiki dari
alam dan manusia. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan dengan tetap berpegang
bahwa Allah swt adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan.
[1]
AL-Quran
[2]
Fauzan,
zhalih. 2001. Kitab Tauhid 1 : Yogyakarta
[3]
UNHAS MKU,
UPT. 2013. Pendidikan Agama Islam : Makassar
[4]
Abullah,
Al-Fauzan. 2010. Kitab Tauhid 1 : Jakarta
[5]
Rochmah N. 2004. Islam Untuk Disiplin Ilmu Teknologi : Jakarta.
[6]
Iskandar,
Lucky A. 2011.Dr. Mehmet Oz ilmuwan muslim abad 20. Diakses dari
<http://cafeungu.blogspot.com/2011/10/dr-mehmet-oz-ilmuwan-muslim-abad-20.html>.
[7] https://notemuza.blogspot.com/2021/01/makalah-tauhid-teknologi-d-i-s-u-s-u-n.html#more
No comments:
Post a Comment