MAKALAH
"Hambatan Perkembangan Fisik Anak"
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK ....
1. .........................................
2. .........................................
3. .........................................
4. .........................................
5. .........................................
FAKULTAS .....................................
PROGRAM STUDI .............................................
UNIVERSITAS/SEKOLAH ILMU TINGGI ..................................................
20....
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu
Dengan menyebut
nama Allah Subhana Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebuah pembahasan tentang “Hambatan Perkembangan Fisik Anak”.
Tugas makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas akhir ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu dimana
atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas
akhir ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta referensi
pembelajaran maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Palembang, Desember 2022
Penulis
.....................................
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Hambatan Perkembangan
2.2 Hambatan Perkembangan fisik
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hambtan Perkembangan ( Pre-natal, Natal, Post Natal)
2.4 Jenis-Jenis Hambatan Pekembangan
2.5 Problem Perkembangan Fisik dan Penanganannya
2.6 Jenis-Jenis Permasalahan/Hambatan Fisik Anak
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan/Hambatan Fisik Pada Anak
2.8 Langkah-langkah dan tekhnik penanganan permasalahan fisik anak
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak
merupakan tunas bangsa yang merupakan generasi masa depan bangsa. Anak dengan
tumbuh kembang yang baik akan menghasilkan anak dengan kualitas yang baik pula
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, diperlukan peran
penting orang tua dan orang- orang disekitar anak untuk memperhatikan
perkembangan anak agar tidak terjadi hambatan yang berarti.
Adanya
hambatan dalam perkembangan tidak selalu berarti buruk, namun sesuatu yang
perlu disadari dan dicari solusinya agar hambatan tersebut bisa segera
diselesaikan dan anak dapat mengejar pertumbuhan dan perkembangannya yang baik
dan sesuai. Dari pemaparan diatas maka penulis akan membahas makalah tentang “Hambatan Perkembangan Fisik Anak”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas maka, rumusan
masalah makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana hambatan perkembangan
fisik anak?
1.3
Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah
diatas maka, tujuan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan dan memaparkan
hambatan perkembangan fisik anak.
1.4
Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari
penulisan atau pembahasan makalah Hambatan Perkembangan Fisik Anak ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pembaca.
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang hambatan
perkembangan fisik anak.
Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis
guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca untuk bisa mengetahui bagaimana hambatan perkembangan fisik anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat
Hambatan Perkembangan
Hambatan
perkembangan adalah permasalahan anak yang mengalami gangguan perkembangan dan
mempunyai kesulitan untuk berkembang secara optimal, padahal di sisi lainnya
anak bisa berkembang secara normal dan sangat cerdas diatas rata-rata,oleh
sebab itu orangtua harus menyadari hal ini sejak dini. Bagian-bagian yang
biasanya tidak berkembang dengan baik pada umumnya adalah :
a.
Gerakan
fisik (koordinasi), pola geraknya terganggu,
b.
Perilaku
(psikis) terhambat,Visual-motoriknya terganggu,
c.
Proses
auditorinya terganggu,sehingga pemahaman bahasa terhambat,
d.
Persepsi
dan Motorik yang berhubungan langsung dengan sensori (Pemberian respons)
Sebenarnya
secara umum dapat dikatakan, bahwa gangguan-gangguan di atas sifatnya hanya
sementara saja. Anak biasanya berkembang normal dan kelihatan cerdas, hanya ada
bagian-bagian yang kurang lancar perkembangannya. Bila hal ini terjadi anak
akan menunjukkan reaksi tertentu, misalnya cepat marah, cepat frustasi, kurang
berani menghadapi permasalahan dan sulit untuk mengatasi masalah, hanya senang
memulai sesuatu, tapi malas untuk menyelesaikannya, sulit mengekspresikan
dirinya atau yang dipikirkannya secara verbal, sulit berkonsentrasi, cepat
teralihkan perhatiannya kepada hal lain, agresif dan mudah menangis.
Bila
anak-anak ini ditangani dengan cermat dan benar, biasanya anak akan kembali, "normal", cerdas dan berbakat. Yang perlu kita ketahui disini adalah dalam
melakukan observasi kita harus mengetahui pasti bahwa anak mengalami
keterlambatan perkembangan sementara saja dan setelah penanganan yang benar,
anak dapat kembali “normal“ dan tetap berbakat seperti umumnya anak seusianya,
atau memang ada gangguan yang sifatnya menetap, misalnya cedera pada otak yang
membuat anak pada titik tertentu tidak dapat berkembang lagi. Untuk bisa memprediksi
hal ini yang harus diamati dengan sangat teliti adalah bagaimana jalannya
perkembangan, pengalaman serta kondisi anak itu sendiri sampai saat dia
diobservasi/dideteksi.
2.2
Hambatan
Perkembangan Fisik
Hambatan perkembangan
salah satunya adalah adanya hambatan pertumbuhan fisik. Gangguan atau kecacatan
anggota tubuh mengurangi kemampuan anak untuk bisa beraktivitas seperti anak
normal lainnya. Hal ini menyebabkan keterlambatan perkembangan anak dalam hal
tertentu sesuai dengan gangguan yang dimiliki. Misalnya anak yang terlahir
cacat kaki, maka anak akan kesulitan untuk aktivitas berjalan, berlari bermain
sepak bola, dan aktivitas aktif lainnya yang seharusnya meraka alami.
Hambatan perkembangan
yang terjadi dapat berupa gangguan yang tidak menetap (seperti anorexia
nervosa, bulimia, dll) dan ada juga yang digolongkan sebagai gangguan yang
menetap (Autisme, Rett, Asperger, dll). Hambatan perkembangan dapat juga berupa
keterlambatan perkembangan, di mana tidak tercapainya tugas perkembangan pada
waktu yang ditentukan. Efek dari terjadinya hambatan dalam perkembangan ini
sangat luas, tidak hanya berpengaruh pada pencapaian aktualisasi diri karena
ada type hambatan perkembangan yang menyebabkan learning disabilities tetapi
juga berpengaruh secara sosial di mana individu tidak dapat menjadi orang yang
diinginkan baik fisik maupun psikologis.
A. Faktor Pre-Natal
(Santrock, 2002:104)
Periode awal atau germinal ialah periode perkembangan prakelahiran yang
berlangsung pada dua minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan
zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding
kandungan (implantation). Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam
(blastocyst) dan lapisan luar (trophoblat) organisme terbentuk. Implantasi
terjadi kira-kira sepuluh hari setelah pembuahan. Periode embrionis ialah
periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah
pembuahan.
Selama periode ini
angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan
organ-organ mulai nampak. Periode fetal adalah periode perkembangan
prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung
selama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan melanjutkan rangkaian dramatisnya
selama periode ini. Janin semakin aktif menggerakkan tangan dan kakinya, memuka
menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Pada periode ini janin juga sudah
dapat diidentifikasi jenis kelaminnya.
B. Faktor Genetis
a. Phenilketonuria
(PKU) adalah suatu kelainan genetik yang menyebabkan individu tidak dapat
secara sempurna memetabolismekan protein. PKU dewasa ini mudah dideteksi,
tetapi kalau tetap tidak tersembuhkan, dapat menyebabkan keterbelakangan mental
dan hiperaktif. PKU menyebabkan kira-kira 1 persen orang mengalami
keterbelakangan mental.
b. Down
syndrome, merupakan bentuk keterbelakangan mental yang secara genetis paling
umum diturunkan, disebabkan oleh kromosom tambahan (ke 47). Penderita Down
syndrome memiliki wajah yang bundar, tengkorak rata, lipatan kulit tambahan
sepanjang kelopak mata, lidah yang menonjol keluar, tungkai dan lengan yang
pendek, dan keterbelakangan kemampuan motorik dan mental. Ada kemungkinan
kesehatan sperma lelaki atau sel telur perempuan terlibat. Perempuan usia
antara 18 hingga 38 tahun kemungkinannya kecil melahirkan anak yang menderita
Down syndrome dibandingkan dengan perempuan yang usianya leih muda atau leih
tua.
c. Anemia
sel sabit merupakan kelainan genetis yang mempengaruhi sel darah merah. Sel
darah merah biasanya berbentuk seperti cakram atau piringan hitam, tetapi pada
anemia sel sabit, suatu perubahan dalam gen resesif mengubah bentuknya menjadi
sabit yang berbentuk kail. Sel-sel ini mati dengan cepat, yang menyebabkan kekurangan
darah dan kematian individu secara dini karena kegagalannya mengangkut oksigen
ke dalam darah.
d. Klifelter
syndrome, kelainan genetis di mana laki-laki memiliki kromosom X ekstra atau
tambahan, yang menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XXY. Buah pelir
laki-laki yang mengidap kelainan ini tidak berkembang, dan biasanya mereka
memiliki buah dada yang besar dan menjadi tinggi.
e. Turner
syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana perempuan kehilangan satu
kromosom X, yang menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XO. Perempuan ini pada
umumnya pendek dan kekar. Mereka mengalami keterbelakangan mental dan tidak
berkembang secara seksual.
f. XYY
syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana laki-laki memiliki satu kromosom
Y ekstra. Ada keyakinan bahwa kromosom Y yang ditemukan pada laki-laki
menyumbang bagi sifat agresif dan kekerasan. Akan tetapi tidak terbukti bahwa
laki-laki XYY tidak lebih berkecenderungan melibatkan diri dalam kejahatan
dibanding laki-laki XY.
C. Faktor Lingkungan
a. Teratogen,
ialah setiap unsur yang menyebabkan adanya suatu kelainan kelahiran. Kepekaan
terhadap teratogen mulai sekitar 3 minggu setelah pembuahan. Setelah
organogenesis lengkap, teratogen tidak menyebabkan kelainan antomis. Apabila
beraksi selama periode fetal, dampak yang terjadi cenderung menghambat
pertumubuhan atau menyebabkan masalah fungsi organ.
b. Penyakit
dan kondisi ibu. Penyakit dan infeksi dapat kerusakan selama proses kelahiran
itu sendiri. Rubella adalah suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan
prakelahiran. Mengakibatkan keterbelakangan mental, kebutaan, ketulian, dan
kelainan jantung. Sifilis, lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran-4
bulan atau lebih setelah pembuahan. Sifilis dapat merusak organ setelah organ
terbentuk, ketika sifilis muncul saat kelahiran, masalah lain yang melibatkan
sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi. Ibu yang menderita
AIDS dapat menginfeksi anaknya : (1) selama kehamilan, melalui ari-ari (2)
selama melahirkan melalui kontak dengan darah atau cairan ibu dan (3)setelah
melahirkan, melalui air susu.
c. Usia
ibu. Dua periode penting untuk diperhatikan adalah usia remaja dan 30-an ke
atas. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering prematur. Bayi yang mengalami
sindrom Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia 30 tahun, akan tetapi
resiko menjadi bertambah setelah ibu mencapai 30 tahun.
d. Gizi.
Fetus yang sedang berkembang sangat bergantung kepada ibunya untuk gizi, yang
berasal dari darah ibu. Status gizi tidak ditentukan oleh jenis makanan
tertentu, gizi ibu bahkan mempengaruhi kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam
keadaan kekurangan gizi yang ekstrim, perempuan berhenti haid, dengan demikian
menghambat pembuahan, dan anak-anak yang dilahirkan oleh iu yang kekurangan
gizi cenderung cacat.
e. Keadaan
dan Ketegangan emosional. Ketika seorang perempuan hamil mengalami ketakutan,
kecemasan, dan emosi lain yang mendalam, terjadi perubahan psikologis antara
lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon
adrenalin seagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara. Ibu yang sangat bingung
secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas yang
lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara
kepada bayi atau cenderung menghsilkan ketidakteraturan selama melahirkan.
f. Obat-obatan.
Sejumlah bayi lahir cacat karena obat yang dikonsumsi ibunya merusak janin yang
sedang berkembang. Thalidomide, obat penenag, bila dikonsumsi pada hari ke 26
akan membuat lengan janin mungkin tidak tumbuh. Sindrom alkohol janin, ialah
sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum
alkohol selama kehamilan. Keabnormalan tersebut meliputi cacat wajah, tungkai,
jantung, inteligensi di bawah rata-rata, dan beberapa keterbelakangan mental.
Masalah pernafasan dan sindrom kematian bayi yang tiba-tiba banyak ditemukan di
kalangan ibu yang merokok selama kehamilan. Bayi kecil dari ibu yang kecanduan
heroin mengalami kecanduan juga dan memperlihatkan karakteristik orang-orang
yang mengalami kecanduan seperti gemetar, mudah sakit, tangis yang tidak
normal, gangguan tidur, dan rusaknya kendali gerak. Bayi yang dilahirkan oleh
penyalahguna kokain mengalami penurunan berat dan panjang.
g. Bahaya
linkungan. Radiasi, zat kimia, dan resiko-resiko lain dalam dunia industri
modern kita dapat membahayakan janin. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.
Radiasi sinar X dapat mempengaruhi embrio dan fetus yang sedang berkembang.
Polutan lingkungan dan bahan-bahan beracun juga merupakan sumber bahaya bagi
anak-anak yang belum lahir. Di antara polutan dan zat buang yang berbahaya
adalah karbonmonoksida, merkuri, dan timbal. Timbal mempengaruhi perkembangan
mental anak. Radiasi elektromagnetis, khususnya terminal layar video, menaikkan
resiko keguguran. Toxoplasmosis, suatu infeksi ringan yang menyebabkan gejala
flu ringan atau suatu penyakit yang tidak jelas pada orang dewasa, pada bayi
menyebabkan kemungkinan kerusakan mata, kerusakan otak, dan kelahiran prematur.
Kucing merupakan pembawa toxoplasmosis yang paling lazim, khususnya yang
memakan daging mentah seperti tikus.
D. Faktor Natal
Komplikasi
dalam melahirkan : Melahirkan terlalu cepat (precipitate delivery) ialah suatu
bentuk cara melahirkan yang berlangsung terlalu cepat. Melahirkan terlalu cepat
adalah suatu cara di mana bayi memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk
”dipaksa keluar” melalui saluran kelahiran. Dapat mengganggu aliran normal
darah bayi dan tekanan pada kepala bayi dapat menyebabkan pendarahan. Pada sisi
lain, anoxia, tidak cukupnya pasokan udara, dapat terjadi jika proses
melahirkan berlangsung terlalu lama. Anoxia dapat menyebabkan kerusakan otak.
Asfiksia (Njiokiktjien, h. 8, 2003) dapat menimulkan disfungsi plasenta dan
prolem-problem dengan tali pusat, atau pada pendarahan selama kelahiran yang
lambat dan sulit akrena sebab apa pun. Hipoglikemia postnatal,
hipebilirubinemia atau kejang-kejang dapat dapat dalam kombinasi atau
tersendiri, menambah enselofati hingga menuju ke gangguan-perkembangan
psikomotorik.
Sungsang
(breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang menyebabkan pantat
merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan. Kepala bayi yang
sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya di luar, yang dapat
menyebabkan masalah pernafasan.
Pembedahan
cesar (cesarean section) ialah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim lewat
pembedahan. Dapat menyebabkan tingkat infeksi tinggi pada ibu dan stress yang
menyertai pembedahan.
Penggunaan
obat-obatan selama kelahiran anak bertujuan untuk menghilangkan sakit dan cemas
untuk mempercercepat melahirkan selama proses kelahiran. Oxytoxin, suatu hormon
yang merangsang dan mengatur irama kontraksi peranakan, telah digunakan sebagai
obat untuk mempercepat proses kelahiran, meningkatkan resiko mengalami penyakit
kuning dan diduga memiliki dampak panjang.
E. Faktor Postnatal
Njiokiktjien
(2003:7-8) menambahkan selain faktor-faktor tersebut di atas ada faktor
postnatal yang menjadi penyebab gangguan perkembangan yang juga menjadi suatu
hambatan perkemangan, yaitu : Infeksi posnatal seperti
meningitis/ensefalitis, dehidrasi, penyakit vaskuler, kontusio serebri, dan
status eplieptikus.Penyakit degeneratif, penyakit para-infeksiosia, dan
penyakit-penyakit metabolisme yang terlihat kemudian, juga yang disebabkan oleh
penyimpangan gen-gen dan terlihat sebagai regresi dalam perkembangan.
a. Gizi :Untuk tumbuh
kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b. Penyakit
kronis/kelainan congenital :Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisis dan
kimia :Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia
tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap
pertumbuhan anak.
d. Psikologis : Hubungan
anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang
tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Endokrin : Gangguan
hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi :
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan
: Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
h. Stimulasi :
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga
lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan :
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
2.4
Jenis-Jenis Hambatan
Pekembangan
Perkembangan
pada anak merupakan fase pencapaian pertumbuhan fungsi, kemampuan dan
kematangan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran pada lingkungan sekitar.
Perkembangan anak tentunya dipengaruhi oleh beragam sebab salah satunya adalah
pola pengasuhan dalam lingkungan anak tersebut. Hal inilah yang menyebabkan
perkembangan anak juga dipengaruhi oleh beragam norma – norma yang ada
dilingkungannya. Sedangkan hambatan yang muncul dalam fase ini merupakan
gangguan perkembangan pada anak yang berpotensi mempengaruhi kemampuan serta
kematangan fisik anak. Untuk itu, sangatlah penting bagi setiap orang tua untuk
mengetahui apa saja jenis hambatan perkembangan pada anak berikut ini :
A.
Hambatan Bicara
Beberapa
anak juga mengalami hambatan berbicara. Ada beberapa anak di usianya yang sudah
menguasai banyak kosa kata, namun ada juga yang perkembangannya terlambat
sehingga belum bisa berbicara. Hal ini bisa diatasi dengan cara orang tua
menjadi aktif untuk mengajak anak berbicara. Pola pembicaraan yang dilakukan janganlah
satu pihak saja, namun memancing anak untuk menirukan kata- kata misalnya
seperti kata mama atau papa.
B.
Hambatan
Berjalan
Salah
satu hambatan perkembangan pada anak adalah hambatan perkembangan motorik yaitu
berjalan. Hal ini ditemukan pada banyak anak tanpa indikasi yang buruk
melainkan pertumbuhan lambat yang cukup normal. Hal ini biasa diimbangi dengan
perkembangan lainnya yang lebih cepat sehingga masih seimbang. Namun apabila
orang tua menemukan hambatan berjalan pada anak, orang tua perlu segera mengkonsultasikan
pada tenaga kesehatan agar tidak ada hal yang tidak diinginkan dan hambatan
berjalan ini bisa diatasi dengan cepat. Dengan begitu, anak bisa mengejar
keterlambatan perkembangannya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.
C.
Hambatan
Memahami Sesuatu
Hambatan
memahami sesuatu bisa terjadi pada anak. Hal ini bisa disebabkan oleh diri anak
sendiri dimana daya tangkapnya memang lemah, atau bisa juga karena
lingkungannya yang jarang memberikan informasi yang mudah dipahami. Sebaiknya
orang tua membimbing anak untuk melatih pemahaman anak sejak dini dengan
menggunakan benda- benda di sekelilingnya dan dengan penjelasan sederhana yang
bisa dipahami.
D.
Hambatan
untuk Fokus
Kemampuan
anak untuk memusatkan perhatian akan terganggu jika terjadi hambatan
perkembangan. Dalam hal ini orang tua harus mencari tahu penyebabnya. Mungkin
terlalu lama bermain gadget atau menonton televisi juga bisa berpengaruh. Orang
tua perlu menekankan bahwa yang akan mereka bicarakan itu penting sehingga anak
perlu untuk menyimaknya. Hindari paparan media distraksi yang terlalu sering.
E.
Daya
Ingat Lemah
Anak
dengan daya ingat yang lemah bisa terjadi apabila nutrisi dan latihan
perkembangan yang diberikan sejak dini kurang. Maka berikan asupan makanan
bergizi pada anak sejak dini dan latihlah dengan aktivitas yang memperkuat daya
ingat anak, bisa melalui permainan- permainan yang seru. Agar anak
memiliki ingatan yang kuat, orang tua bisa melatihnya menghafal sedikit demi
sedikit namun sering dan konsisten.
F.
Kemampuan Berbahasa
Kemampuan
berbahasa anak memang berbeda-beda. Hambatan perkembangan pada anak bisa
mempengaruhi kemampuan berbahasanya. Orang tua harus memberikan contoh
bagaimana cara berbahasa yang baik untuk komunikasi dengan lingkungan
sekitarnya. Ajarkan anak untuk mencontoh kata- kata Anda yang baik dan
mempraktekkannya langsung pada orang lain.
G.
Hambatan Interaksi
Sosial
Tipe
anak yang pemalu dan menarik diri dari lingkungan sosial merupakan salah satu
hambatan perkembangan anak. Pada masa ini anak seharusnya memiliki jiwa sosial
yang tinggi untuk ingin bermain dengan teman- teman sebayanya dan juga tingkat
kepekaan sosial yang tinggi. Hambatan interaksi sosial juga bisa berasal dari
orang tua. Apabila orang tua tidak pernah memperlihatkan cara berinteraksi
dengan orang lain kepada anak, maka anak pun akan terhambat interaksi
sosialnya. Berikan contoh, ajarkan pada anak bagaimana bereaksi terhadap repon
sosial, berbicara, bermain, dan aturan sosial lainnya.
H.
Kesulitan Adaptasi
dengan Lingkungan
Kesulitan
beradaptasi dengan lingkungan merupakan hambatan perkembangan anak dikarenakan
kurangnya pengetahuan untuk interaksi dengan orang sekitarnya. Hal ini biasa
terjadi ketka anak mulai memasuki sekolah dengan lingkungan baru atau teman-
teman baru. Dalam mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua atau guru
untuk memulai pengenalan atau adaptasi anak dengan lingkungannya. Anak pada
umumnya mampu beradaptasi dengan cepat, sehingga dibutuhkan peranan yang
menngawali hal tersebut.
I.
Tingkat Emosional
Anak
Tingkat
emosional anak terbentuk dari orang orang disekitarnya misalnya lingkungan,
orang tua, atau orang- orang terdekat lainnya. Anak juga cenderung memiliki
emosi yang tinggi apabila tumbuh dalam keluarga yang penuh tekanan, sering
mendengar nada- nada keras atau dibentak. Pada lingkungan yang demikian, anak
juga akan mengalami hambatan perkembangan. Tingkat emosional anak menjadi tidak
stabil dan sulit ditebak. Pentingnya peranan orangtua dalam mengendalikan emosi
di sekitar anak sangat diperlukan.
J.
Perkembangan Fisik
Hambatan
perkembangan salah satunya adalah adanya hambatan pertumbuhan fisik. Gangguan
atau kecacatan anggota tubuh mengurangi kemampuan anak untuk bisa beraktivitas
seperti anak normal lainnya. Hal ini menyebabkan keterlambatan perkembangan
anak dalam hal tertentu sesuai dengan gangguan yang dimiliki. Misalnya anak
yang terlahir cacat kaki, maka anak akan kesulitan untuk aktivitas berjalan,
berlari bermain sepak bola, dan aktivitas aktif lainnya yang seharusnya meraka
alami.
K.
Sakit
Kondisi
sakit juga menjadi hambatan perkembangan anak. Anak menjadi tidak mampu
mengikuti proses pembelajaran sehingga tertinggal oleh anak seusianya. Kondisi
sakit juga tidak memungkinkan dirinya bermain dan belajar seperti biasanya.
Segala perlengkapan, tempat, pengobatan, serta prosedur tindakan selama sakit
dapat menjadi pengalaman berbeda yang kurang menyenangkan bagi anak dan yang
seharusnya tidak perlu mereka alami. Dukungan orang tua sangat penting.
L.
Gangguan
Kepribadian
Hambatan
perkembangan anak lainnya yaitu adanya gangguan kepribadian. Hal ini bisa
dikarenakan pengaruh tidak baik dari lingkungannya maupun dari keluarga. Anak
akan tumbuh cenderung aneh dan dinilai berbeda dengan temannya. Pembawaan diri
yang berbeda ini membuat anak dijauhi oleh teman disekitarnya.
M.
Perilaku Buruk
Hambatan
perkembangan anak lainnya ditandai dengan perilaku anak yang buruk. Perilaku
yang dimaksud adalah seperti anak yang rewel, suka merengek bahkan menangis
keras tanpa bisa mengerti apa yang mereka inginkan. Anak seperti ini bisa saja
manja, menginginkan perhatian lebih, atau tipe yang agresif dan banyak
menuntut. Hal tersebut berasal dari pola didik orang tua yang kurang baik.
Perkembangan anak bisa terhambat akibat hal ini, karena lingkungannya mungkin
juga tidak menyukai hal tersebut.
N.
Gangguan Fungsi Panca
Indera
Anak
yang terlahir dengan gangguan panca indera bukan hal yang asing lagi. Gangguan
panca indera yang terjadi biasanya adalah gangguan pengelihatan atau gangguan
pendengaran. Kurangnya daya dengar anak menghambat anak untuk menerima
informasi berupa suara dan ketidakmampuan melihat menghambat anak untuk
menerima informasi dalam bentuk, warna, dan gambaran visual. Hambatan ini akan
mempengaruhi perkembangan anak.
O.
Kegemukan
Anak
yang gemuk memang sangat lucu dengan pipi tembem dan badan tambunnya. Namun
anak dengan obesitas atau kegemukan berlebih tidak baik untuk perkembangan
anak. Hal ini bisa saja menjadi hambatan karena anak – anak yang seharusnya
lincah bisa berlari kesana kemari,
akibat kegemukan anak menjadi malas dan tidak beraktivitas. Hal ini dapat
berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak.
2.5
Problem
Perkembangan Fisik dan Penanganannya
Dalam proses
perkembangannya, perkembangan fisik akan mempengaruhi kemampuan motorik.
Perkembangan fisik lazimnya ditandai dengan perubahan pada tinggi dan berat
badan, serta bentuk tubuh dan juga perkembangan otak. Jika perkembangan fisik
anak berkembang dengan baik tentu akan berpengaruh pada keterampilan
motoriknya. Begitupun dengan anak yang perkembangan fisiknya mengalami gangguan,
akan berdampak pada terganggunya kemampuan motorik anak tersebut. Gangguan
fisik dan motorik anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada
alat gerak (tulang) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. Untuk mengatasai gangguan perkembangan sejak dini diperlukan
pemeriksaan yang diawali sejak dalam kandungan serta asupan gizi yang harus
diperhatikan. Adapun hal yang dapat dilakukan agar manjadikan keterbatasan
tersebut bukan suatu kekurangan yaitu memberikan motivasi dan pendidikan bagi
penyandang keterbatasan fisik dan lainya agar mereka mempunyai kemampuan
selayaknya orang yang memiliki perkembangan secara normal.
2.6
Jenis-Jenis
Permasalahan/Hambatan Fisik Anak
Jenis-jenis
permasalahan pada anak digolongkan menjadi tiga yaitu masalah fisik,
psikiososial, dan masalah belajar12.Adapun permasalahan fisik pada anak
berkaitan dengan sistem koordinasi dan pancaindra anak. Anak yang mengalami
gangguan pada pancaindra, sistem koordinasi gerak, atau mengalami hambatan
dalam perkembangan fisik motorik dapat dikatakan mengalami masalah secara
fisik. Beberapa permasalahan fisik pada anak antara lain :
a.
Masalah
Motorik
Masalah
motorik terbagi menjadi dua bagian yakni motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan tubuh secara harmonis seperti
contohnya berlari, dan mempengaruhi perkembangan motorik halus. Motorik halus
sendiri dapat diartikan sebagai keterampilan dalam mengkoordinasikan otot-otot
halus seperti menggunting, mewarnai, meronce, menggambar, dan lain sebagainya.
Permasalahan
yang sering muncul pada anak adalah belum sempurnanya koordinasi sistem gerak
sehingga anak belum mampu mengontrol motorik kasarnya. Kemampuan anak menguasai
keterampilan motorik kasar dan halus dibutuhkan anak untuk persiapan menulis,
menggunting, menari, mewarnai dan sebagainya.
b.
Masalah
Penglihatan
Indra
penglihatan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak, apabila indra
penglihatan mengalami gangguan maka perkembangan anak akan terhambat. Melalui
indra penglihatan anak dapat membedakan warna dan bentuk yang akan menunjang
perkembangan kognitifnya.
Permasalahan
yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga menyebabkan gangguan ingatan.
Gangguan ingatan tersebut antara lain a) Tidak mampu menyebutkan benda tanpa
ada bendanya b) Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa
aspek, misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya. c) Tidak mampu mencari
bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar. d) Tidak mampu mengurutkan
kembali satu seri gambar yang diacak.
c.
Masalah
Pendengaran
Gangguan
pendengaran pada anak bukan berarti anak mengalami tuli, akan tetapi anak
mengalami kesulitan dalam membedakan suatu bunyi atau suara. Sebagian besar
orangtua menganggap masalah pendengaran adalah masalah yang sepele, sehingga
masalah yang awalnya kecil justru menjadi gangguan yang sulit disembuhkan.
d.
Masalah
Berbahasa
Masalah
berbahasa dan berbicara pada anak diawali dari ketidakmampuan mendengar dan
memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang disekelilingnya. Selain itu
budaya yang masih menjamur dikalangan orangtua adalah seringnya orang tua tidak
memberi kesempatan kepada anak untuk mengutarakan isi hatinya, sehingga secara
tidak langsung hal tersebut menghambat perkembangan bahasa anak. Masalah lain
yang terkait dengan gangguan berbahasa adalah berbicara tidak jelas dan gagap.
e.
Kegemukan
Anak
yang memiliki berat tubuh diatas 20 persen diatas- rata anak seusianya dan anak
iini akan mudah terkena diabetes dan penyakit lain maka dari itu perlu
pengaturan pola makan karna pola makan yang salah akan menetap dan penyakit
kegemukan akan mengganggu sepanjang hidupnya.
f.
Tangan
kidal.
Tidak
ada alasan fisik mengapa tangan kidal menjadi permasalahan dalam perkembangan
fisik, hanya saja sesuatu yang berbeda pada masa kanak – kanak akan menyebabkan
anak itu merasa rendah diri. dan masih banyak lagi masalah lain dalam
perkembangan fisik
2.7
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Permasalahan/Hambatan Fisik
Pada Anak
Dari
beberapa permasalahan perkembangan fisik di atas, ada dua faktor yang
mempengaruhi permasalahan pada anak yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri inidivu
seperti Kesehatan menurun yang memiliki resiko terhadap perkembangan fisik
motorik anak. seperti Kelainan pada sistem otak, genetik, dan saraf.
Kecerdasan. sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar seperti
lingkungan tempat anak berada. antara lain:
a) Keluarga
sangat mempengaruhi perkembangan anak karena keluarga adalah pijakan dasar anak
untuk tumbuh sehingga mempunyai andil besar dalam perkembangan anak, selain itu
pola asuh orang tua dan keadaan sosial ekonomi keluarga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
b) Lingkungan
sekolah meliputi cara mengajar guru dan proses belajar mengajar yang diterapkan
disekolah.
c) Masyarakat
meliputi teman sepermainan atau teman sebaya yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak, karena lingkungan berpengaruh besar terhadap pembentukan
karakter seorang anak.
d)
Media
sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak, terlebih lagi media
televisi yang menyajikan berbagai acara dan hiburan yang tentunya membawa
dampak positif dan negatif bagi perkembangan anak.
2.8
Langkah-Langkah
dan Tekhnik Penanganan Permasalahan Fisik Anak
Untuk
mengetahui permasalahan fisik yang terdapat pada diri anak bisa dilakukan
dengan DDTK (deteksi dini tumbuh kembang) anak, yaitu bisa meliputi tes dan non
tes. Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan anak yang bersifat standar/baku. Bentuk tes ini
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau
dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam jenis tes yang
banyak dipergunakan, di antaranya adalah: tes bakat;. inteligensi;. prestasi;. diagnostik;. dan lainlain, kemudian Teknik non tes biasanya dipergunakan
untuk mengidentifikasi permasalahan anak dengan cara mengamati penampilan serta
perilaku anak dalam aktivitas kesehariannya sehingga cenderung lebih fleksibel
bila dibandingkan dengan teknik tes. Di samping itu, dipergunakan pula kumpulan
hasil karya dan pekerjaan anak selama periode waktu tertentu.
Adapun
Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
a.) Identifikasi
kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang diperkirakan mengalami
masalah.
b.) Identifikasi
masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan yang dihadapi anak.
c.) Diagnosis,
merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor penyebab
masalah yang dialami anak.
d.) Prognosis,
merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya bantuan sesuai dengan
karakteristik permasalahan yang dialami.
e.) Treatment,
merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f.) Tindak
lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya pemberian bantuan yang
telah dilakukan serta kemungkinan penggunaan langkah-langkah berikutnya.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Hambatan perkembangan adalah permasalahan
anak yang mengalami gangguan perkembangan dan mempunyai kesulitan untuk
berkembang secara optimal, padahal di sisi lainnya anak bisa berkembang secara
normal dan sangat cerdas diatas rata-rata,oleh sebab itu orangtua harus
menyadari hal ini sejak dini.
Hambatan perkembangan salah
satunya adalah adanya hambatan pertumbuhan fisik. Gangguan atau kecacatan
anggota tubuh mengurangi kemampuan anak untuk bisa beraktivitas seperti anak
normal lainnya. Hal ini menyebabkan keterlambatan perkembangan anak dalam hal
tertentu sesuai dengan gangguan yang dimiliki.
3.2
Saran
Demikian
pemaparan makalah yang berjudul “Hambatan Perkembangan Fisik Anak”. Penulis
sadar masih ada kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu, penulis berharap
kepada pembaca bersedia memberikan saran maupun kritik kepada penulis mengenai
makalah ini. Meskipun demikian, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://notemuza.blogspot.com/2023/05/makalah-hambatan-perkembangan-fisik-anak.html
No comments:
Post a Comment