Biarkan kata-kata aneh terbentuk, hanya menuangkan semuanya disini karna itu didalam pikirku

Monday, October 14, 2019

Hadats

Majelis Ilmu Fiqih Bersama
Ustadz Ahmad Syarifuddin, S.Th.I

Kitab/Ilmu Fiqih
Hadats
 Pengertian Hadas dan Macam-macam Hadas

Hadats menurut bahasa adalah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang berlaku atau peristiwa.
Hadats menurut istilah adalah sesuatu yang menghalangi shahnya sholat dan wudhu.
Hadats (Syar’i) adalah kejadian-kejadian tertentu dari seseorang yang menghalangi shahnya ibadah yang dikerjakan. Jika kita mengerjakan sholat dalam keadaan berhadats maka sholat kita tidak shah menurut hukum syariat islam.

Macam-Macam Hadats
(1)   Hadats Kecil
adalah sesuatu yang membatalkan wudhu atau suatu keadaan yang terjadi pada manusia karena batalnya wudhu yang menyebabkan ia terhalangi untuk melakukan amalan-amalan yang pelaksanaannya disyarati dengan wudhu. Cara membersihkan/mensucikan hadats kecil tersebut dengan cara berwudhu atau bertayamum.
Contohnya:
Ø  Sesuatu yang keluar dari qubul/dubur meskipun hanya angin (kentut).
Ø  Bersentuh antara kulit laki-laki dengan perempuan baligh dan bukan mahram.
Ø  Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan.
Ø  Tidur dalam keadaan tidak tetap (bersandar).
Ø  Hilang akal, seperti; mabuk, gila, atau pingsan.

(2)   Hadats Besar
adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang harus melakukan mandi wajib, seperti junubhaid dan menyentuh mayit atau suatu keadaan yang muncul pada diri seseorang yang menyebabkan ia terhalangi untuk melakukan amalan yang mana bersuci adalah sebagai salah satu syarat amalan tersebut. Cara membersihkan/mensucikan hadats besar tersebut dengan cara mandi wajib/junub dan juga bertayamum.
Contohnya:
Ø  Berhubungan Intim
Ø  Mimpi basah
Ø  Meninggal dunia
Ø  Haid/menstruasi
Ø  Melahirkan dan nifas

Perbedaan Air Mani, Madzi, dan Wadi
(1)   Mani/Nutfah
Mani/Nutfah adalah cairan berwarna putih yang keluar memancar dari kemaluan, biasanya keluarnya cairan ini diiringi dengan rasa nikmat dan dibarengi dengan syahwat. Mani dapat keluar dalam keadaan sadar (seperti karena berhubungan suami-istri) ataupun dalam keadaan tidur (biasa dikenal dengan sebutan “mimpi basah”). Keluarnya mani menyebabkan seseorang harus mandi besar/mandi junub. Hukum air mani/nutfah adalah suci dan tidak najis (berdasarkan pendapat yang terkuat). Apabila pakaian seseorang terkena air mani, maka disunnahkan untuk mencuci pakaian tersebut jika air maninya masih dalam keadaan basah. Adapun apabila air mani telah mengering, maka cukup dengan mengeriknya saja. Hal ini berdasarkan perkataan Aisyah, beliau berkata Saya pernah mengerik mani yang sudah kering yang menempel pada pakaian Rasulullah dengan kuku saya.” (HR. Muslim)

(2)   Wadi
Wadi adalah air putih kental yang keluar dari kemaluan seseorang setelah kencing. Keluarnya air wadi dapat membatalkan wudhu. Wadi termasuk hal yang najis, dan termaksud najis ringan. Cara membersihkan wadi adalah dengan mencuci kemaluan, kemudian berwudhu jika hendak sholat. Apabila wadi terkena badan, maka cara membersihkannya adalah dengan dicuci.

(3)   Madzi
Madzi adalah air yang keluar dari kemaluan, air ini bening dan lengket. Keluarnya air ini disebabkan syahwat yang muncul ketika seseorang memikirkan atau membayangkan jima’ (hubungan seksual) atau ketika pasangan suami istri bercumbu rayu (biasa diistilahkan dengan foreplay/pemanasan). Air madzi keluar dengan tidak memancar. Keluarnya air ini tidak menyebabkan seseorang menjadi lemas (tidak seperti keluarnya air mani, yang pada umumnya menyebabkan tubuh lemas) dan terkadang air ini keluar tanpa disadari (tidak terasa). Air madzi dapat terjadi pada laki-laki dan wanita, meskipun pada umumnya lebih banyak terjadi pada wanita. Sebagaimana air wadi, hukum air madzi adalah najis. Apabila air madzi terkena pada tubuh, maka wajib mencuci tubuh yang terkena air madzi, adapun apabila air ini terkena pakaian, maka cukup dengan memercikkan air ke bagian pakaian yang terkena air madzi tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah terhadap seseorang yang pakaiannya terkena madzi, “cukup bagimu dengan mengambil segenggam air, kemudian engkau percikkan bagian pakaian yang terkena air madzi tersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan). Keluarnya air madzi  membatalkan wudhu. Apabila air madzi keluar dari kemaluan seseorang, maka ia wajib mencuci kemaluannya dan berwudhu apabila hendak sholat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, Cucilah kemaluannya, kemudian berwudhulah.” (HR. Bukhari Muslim)

Hal-Hal Yang Tidak Diperbolehkan Saat Seseorang Sedang Ber-Hadats
Ø  Orang yang berhadats kecil dilarang :
a.   Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
b.   Thawaf
c.    Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
Jika ingin melakukan ibadah tersebut, maka harus berwudhu terlebih dahulu. Jika ada sesuatu yang menghalangi wudhu, maka bisa dengan tayamum untuk menghilangkan hadats kecil tersebut.

Ø  Orang yang berhadast besar dilarang :
·      Berhubungan Intim dan Mimpi Basah
v  Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
v  Thawaf
v  Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
v  Duduk/berdiam di masjid
·      Haid/Menstruasi dan Nifas
v  Sholat, maupun itu sholat fardhu atau sunnah
v  Sujud tilawah dan sujud syukur
v  Thawaf
v  Berpuasa
v  Menyentuh dan membawa mushaf/kitab suci (Al-Qur’an)
v  Masuk masjid
v  Tidak boleh berhubungan intim
v  Bercerai (Thalaq)
Jika ingin melakukan ibadah tersebut, maka harus mandi wajib terlebih dahulu untuk yang sedang/melakukan berhubungan intim dan mimpi basa. Dan apabila sedang terkena/mendapatkan haid/menstruasi dan nifas, itu sampai dengan darah haid/menstruasi dan nifas itu sudah berhenti dan melakukan mandi wajib, dan bisa kembali melakukan ibadah-ibadah tersebut. Jika ada sesuatu yang menghalangi mandi wajib, maka bisa dengan tayamum untuk menghilangkan hadats besar tersebut.

1 comment: